TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 400 personel kepolisian dikerahkan untuk menjaga demonstrasi para pengusaha tempat hiburan di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Juli 2020. Ratusan personel pengamanan gabungan itu terdiri dari aparat Brimob, Samapta dan Sabhara.
"Ada 400 personel pengamanan. Ada juga tim negosiasi dari Polwan," Kapolsek Metro Gambir Kompol Kade Budiyarta saat dikonfirmasi, Selasa.
Mengenai rekayasa lalu lintas, Budi mengatakan pihaknya tak akan memberlakukannya. Sebab, para demonstran berjanji akan unjuk rasa secara tertib. "Mereka janji tak menutup jalan dan bubar secara tertib," kata Budi.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija) unjuk rasa meminta Gubernur Anies Baswedan membuka tempat hiburan. Mereka merasa kesulitan untuk membiayai anak sekolah setelah tempat usaha ditutup di masa pandemi Covid-19.
"Kami meminta, memohon, dan berharap agar hati Pak Anies bisa terbuka. Kami tidak meminta, tapi kita menyuarakan hak sebagai anggota masyarakat. Kami butuh kerja," kata Hermansyah, dari atas mobil komando di depan Balai Kota.
Menurut demonstran, tempat rekreasi, kolam renang, Ancol sudah dibuka. "Kenapa tempat hiburan belum dibuka?" Menurut dia tempat hiburan atau tempat mereka bekerja sudah mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Demonstran mengakui bahwa kebanyakan dari pekerja adalah mereka yang merantau di Jakarta. Pengunjuk rasa meminta Anies menemui pendemo untuk mendengar aspirasi itu. "Pak Gubernur..., Pak Gubernur, tolonglah kami." Hermansyah berteriak.
Unjuk rasa para pengusaha tempat hiburan tersebut berlangsung mulai pukul 09.00. Mereka kebanyakan mengenakan kaos putih. Di depan pagar Balai Kota, polisi mulai memagari pintu.
M JULNIS FIRMANSYAH l IHSAN RELIUBUN