TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai wajar demonstrasi yang digelar para karyawan tempat hiburan di depan Gedung Balai Kota Jakarta pada Selasa, 21 Juli 2020. Menurut dia, pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap sektor usaha, bahkan keuangan pemerintah pusat dan daerah.
"Jadi kalau kemarin teman-teman kami karyawan dari pusat hiburan yang demo di Balai Kota sangat wajar saja, mereka sudah hampir empat bulan tidak bekerja. Ada kemungkinan juga mendapat gaji hanya separuh, bahkan tidak dapat gaji," jelas dia saat diskusi virtual, Rabu, 22 Juli 2020.
Kemarin karyawan tempat hiburan menggelar demonstrasi di depan Balai Kota Jakarta. Mereka menuntut Gubernur DKI Anies Baswedan untuk segera membuka operasional tempat hiburan.
Sarman mengutarakan terdapat sekitar 1,2 juta pelaku usaha berdasarkan data sensus pada 2016. Dari angka itu, hampir 93 persen di antaranya merupakan UMKM. Sementara jumlah usaha menengah besar sekitar 80 ribu atau 6,54 persen. Dia berujar, ribuan pelaku usaha ini terdampak Covid-19.
Tak cuma itu, dia mengklaim, karyawan yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) di Jakarta mencapai 500 ribu orang. Penjualan ekspor dan daya beli masyarakat juga menurun drastis.
"Kita tahu bahwa ribuan usaha kelas menengah dan besar stagnan kemudian ratusan ribu pelaku usaha mati suri," ujar dia.
Pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak Maret 2020. Hingga kini, kurva pasien terpapar virus corona di Jakarta tak kunjung menurun. Setelah PSBB dilonggarkan, angka pasien positif beberapa kali menembus 300-400 orang. Rekor tertinggi adalah tambahan 441 kasus baru yang terjadi pada 21 Juli 2020.