TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) Dinas Perhubungan DKI Jakarta Ali Murtadho mengatakan bus sekolah hanya diperuntukkan membawa orang tanpa gejala atau OTG Covid-19. Untuk itu, tidak ada ventilator atau alat medis lainnya di dalam bis.
"Jadi ambulans yang kami modifikasi ini untuk yang OTG," kata dia saat dihubungi, Kamis, 17 September 2020.
Baca Juga: Bus Sekolah Angkut Pasien Covid-19, DKI: Tugas dari Gubernur Sejak Maret
Ali menuturkan pihaknya telah mendesain bus menyerupai ambulans gawat darurat (AGD). Ada penyekat antara pengemudi dengan kabin. Bus, dia melanjutkan, juga tidak dilengkapi dengan pendingin alias air conditioner (AC).
"Satu bus kami muat 20 orang. Dulu kan sehari mungkin (membawa) dua, sekarang hampir 15-17," ujar dia.
Pemanfaatan bus untuk pasien Covid-19 ini sudah berlangsung sejak Maret 2020 setelah ditugaskan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Total ada tujuh unit bus yang dioperasikan mengangkut pasien Covid-19 menuju Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Tim UPAS Dinas Perhubungan akan menjemput pasien di rumah sakit, puskesmas, atau titik tertentu yang telah disetujui Dinas Kesehatan DKI sesuai permintaan. Ada tenaga kesehatan ikut mengantar pasien.
"Kami didampingi dari AGD (ambulans gawat darurat) dan tenaga kesehatan rumah sakit yang meminta," jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah DKI mengoperasikan bus sekolah guna membantu mobilitas tenaga medis menangani Covid-19 sejak akhir Maret. Belakangan ini beredar di media sosial Twitter sebuah bis sekolah warna kuning yang akan mengantar warga Palmerah ke RSD Wisma Atlet Kemayoran.
"Bus yang kuning isinya bukan anak sekolah, tapi mereka warga palmerah yang mau diantar ke wisma atlet," cuit akun @ArumBene.