TEMPO.CO, Jakarta - Relawan Medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dokter Tirta Mandira Hudi mengecam tindakan dokter EFY di Bandara Soekarno-Hatta yang diceritakan oleh seorang penumpang, LHI, mengubah hasil rapid test. Menurut Tirta, tenaga kesehatan tak boleh melakukan hal itu.
"Enggak boleh seorang dokter sebagai pelayan kesehatan itu mengubah hasil (tes). Harus selalu bersikap objektif, enggak boleh merekaya hasil," kata Tirta saat dihubungi Tempo, Sabtu, 19 September 2020.
Dokter nyentrik itu meminta pihak kepolisian segera menyelidiki karena dikhawatirkan membuat masyarakat enggan menjalani rapid test karena khawatir diperas.
Utas mengenai dugaan pemerasan dan pelecehan seksual yang dialami LHI dengan terduga pelaku dokter EFY, viral di media sosial pada Kamis, 18 September 2020. LHI bercerita peristiwa itu berawal saat ia menjalani rapid tes di Bandara Soekarno-Hatta dan hasilnya menunjukkan bahwa ia reaktif, sehingga rencana penerbangannya ke Nias terancam batal.
"Habis itu dokternya nanyain, 'kamu jadi mau terbang gak?' Di situ aku bingung kan, hah, kok nanyanya gini. Terus aku jawab 'Lah, emangnya bisa ya, pak? Kan setau saya ya kalo reaktif ga bisa lanjut travel'. Habis itu dokternya bilang 'ya bisa nanti saya ganti datanya'" cuit LHI di akun Twitter pribadinya @listongs. Tempo telah meminta izin mengutip pernyataan ini kepada LHI.
Seusai menyatakan akan mengganti hasil rapid test, dokter EFY memintanya menjalani tes ulang dengan membayar Rp 150 ribu. Setelah itu, hasil tes keluar dan menyatakan bahwa LHI non-reaktif.
Setelah mendapat hasil tes dan akan pergi menuju gerbang keberangatan, EFY kembali mengejar LHI. Ia meminta sejumlah uang sebagai imbal jasa telah membantu LHI mengubah hasil tesnya.
Terburu-buru mengejar penerbangan dan tak ingin persoalan berlanjut, LHI mentransfer uang sejumlah Rp 1,4 juta ke EFY. Setelah menerima uang, EFY semakin menjadi.
"Abis itu, si dokter ngedeketin aku, buka masker aku, nyoba untuk cium mulut aku. Di situ aku benar-benar shock, ga bisa ngapa-ngapain, cuma bisa diem, mau ngelawan aja ga bisa saking hancurnya diri aku di dalam," cuit LHI. Tempo sudah meminta izin untuk mengutip cuitannya yang viral itu.
LHI mengaku terguncang mentalnya. Ia sudah menceritakan kejadian itu ke orang terdekatnya.
Tirta mengatakan telah menelusuri nama EFY di Konsil Kedokteran Indonesia namun tidak menemukannya. "Masalahnya nama dia enggak ada."