TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsekal Pertama Fajar Adriyanto menjelaskan maksud penggunaan bahan peledak TNT atau Trinitrotoluene yang menghasilkan suara dentuman oleh Korps Paskhas di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Suara dentuman dari TNT tersebut terdengar oleh beberapa orang warga Jakarta dan viral di media sosial Twitter.
"Itu adalah acara tradisi dari Paskhas untuk menerima prajurit baru," kata Fajar kepada Tempo, Senin, 21 September 2020.
Baca juga : Heboh Suara Dentuman Mirip Meriam di Jakarta, Polisi Susuri Sejumlah Wilayah
Menurut Fajar, suara dentuman yang dihasilkan dari TNT terjadi pada Ahad petang, 20 September 2020. Namun untuk suara dentuman pada Senin pagi, 21 September 2020, dia mengaku tidak mengetahuinya.
Fajar menjelaskan, efek yang dihasilkan oleh TNT lebih kepada suaranya. Sementara blast atau ledakan, kata dia, tidak terlalu besar. Fajar juga mengatakan bahwa TNT itu tidak digunakan untuk meledakkan gedung.
"Lebih besar suaranya dari pada efek blast-nya," kata dia.
Pada Ahad petang, 20 September 2020, sejumlah warga Jakarta mengaku mendengar suara dentuman. Mereka ramai-ramai menyampaikan informasi tersebut di media sosial seperti Twitter. Dentuman kemudian kembali terdengar pada Senin pagi, 21 September 2020.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga dentuman ini berasal dari aktivitas petir. Berdasarkan pemantauan mereka, terdapat aktivitas petir di sekitar Gunung Salak Bogor pada rentang waktu dentuman terdengar oleh warga.