TEMPO.CO, Jakarta -PT Mass Rapid Transit disingkat MRT Jakarta menangkap peluang bisnis yang dipicu berkurangnya jumlah penumpang di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu langkah bisnis yang bakal dijajaki PT MRT adalah membangun ruang kerja bersama alias coworking space di stasiun.
"Akibat dari berkurangnya penumpang kami juga melihat ada ruang-ruang di stasiun daerah MRT yang sebenarnya bisa kami manfaatkan," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar dalam diskusi virtual, Rabu, 30 September 2020.
Penumpang atau ridership kereta Ratangga merosot lantaran virus corona menyerang warga Ibu Kota. Sebelum pandemi, penumpang MRT rata-rata 88 ribu orang per hari.
Baca juga : Raperda Pandemi Covid-19 Dorong Anies Baswedan Beri Insentif Tenaga Kesehatan
Penurunan signifikan terjadi pada Maret dengan penumpang harian berkisar 45.279 orang. Penjualan tiket semakin terpuruk pada April karena hanya ada 4.059 orang per hari yang naik kereta MRT. Pada September ini penumpang MRT rata-rata 13.101 orang per hari.
William menyampaikan, pandemi Covid-19 menjadi momen untuk mempersiapkan ekspansi bisnis. Sementara implementasinya direncanakan pada fase pemulihan atau setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar Jakarta berakhir.
Menurut dia, pembangunan coworking space di stasiun MRT Jakarta sebagai bentuk antisipasi semakin banyak warga melanjutkan bekerja dari rumah alias work from home (WFG). Hal ini mengingat pandemi corona telah memaksa pekerja meminimalisasi interaksi dengan tidak bekerja di kantor.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masif, lanjut dia, juga memangkas jumlah pekerja. Misalnya dari semula terdapat 100 karyawan, kini hanya 30 orang. Alhasil, Alhasil, suatu saat nanti kantor permanen tidak lagi diperlukan.
"Perusahaan-perusahaan yang tadinya mungkin membutuhkan kantor secara khusus, sekarang bisa bekerja dari mana saja yang tidak membutuhkan ruang yang besar," ucap dia.
PT MRT bakal menyulap area kosong di Stasiun Bundaran HI sebagai lokasi pertama coworking space. William mengutarakan ada tiga kelebihan coworking space di stasiun MRT, yakni protokol kesehatan yang baik, dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk mengadakan konferensi video, dan lokasi startegis.
"Jadi konsep coworking space ini adalah ruang kerja dan studio multifungsi dengan fasilitas dan peralatan lengkap yang dapat digunakan untuk podcast atau event online dan ideal bagi kalangan profesional maupun non-profesional," jelasnya.
Selain ruang kerja, PT MRT Jakarta juga menyiapkan enam inovasi bisnis. Pertama, memanfaatkan media sosial MRT sebagai medium promosi mitra sponsor. Kedua, memanfaatkan aplikasi MRT untuk media iklan.
Ketiga, memberikan pelatihan kepada UMKM dan start-up. Keempat, menjadi mitra perantara pengiriman barang dan dokumen. Kelima, menyediakan vending machine berbasis IT untuk menjual barang-barang. Keenam, menyediakan loker penitipan sebagai wadah jual-beli.
William mengharapkan, semua inovasi ini dapat menambah pendapatan di luar tiket atau disebut non-farebox business. Tahun ini pendapatan non-farebox BUMD itu diperkirakan empat kali lipat dari penjualan tiket.