TEMPO.CO, Jakarta - Musikus dan aktivis Melanie Subono ikut memberikan orasi sekaligus bernyanyi bersama massa pengunjuk rasa di depan gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa, 17 November 2020.
Dalam orasinya Melani melontarkan sejumlah kritik ke pemerintah terkait kebijakan tidak menaikkan upah dan penangkapan massa pada unjuk rasa menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja beberapa waktu lalu.
"Upah buruh harus naik. Yang ditangkap harus dibebaskan," kata Melanie lantang.
Unjuk rasa di depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melibatkan sekitar 500 massa yang berasal dari buruh dan pelajar. Unjuk rasa hari ini juga untuk memperingati Hari Pelajar Internasional.
Menurut Melanie, semua orang termasuk pelajar berhak untuk ikut berunjuk rasa. Menurut dia, tanpa adanya unjuk rasa dan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang otoriter pada tahun 1998, reformasi tidak akan diraih.
"Kalau ada yang bilang, ngapain lo turun ke jalan. Jawab, sekarang lo bisa main medsos itu gara-gara perjuangan merebut demokrasi 1998. Tanpa ada perjuangan tidak akan ada kebebasan seperti sekarang," ujarnya
Melanie mengajak massa untuk tidak bosan bergerak sampai aspirasinya didengar pemerintah. Massa harus terus menyuarakan penolakan terhadap omnibus law UU Cipta Kerja yang menyusahkan rakyat. "Kalau suara tidak didengar. Maka kita harus berontak."