TEMPO.CO, Jakarta - Polisi mengungkap empat terduga teroris di Condet dan Bekasi memiliki kode atau istilah khusus untuk menyebut bom siap ledak yang mereka racik. Dari temuan polisi, mereka berempat menyebut bom rakitan mereka sebagai takjil atau hidangan berpuka puasa.
"Setelah mencampurkan bahan kimia dan menghasilkan bom dengan ledakan besar, mereka mengistilahkannya dengan takjil," ujar Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran di kantornya, Jakarta Selatan, Senin, 29 Maret 2021.
Fadil menjelaskan dari penggeledahan di masing-masing rumah terduga teroris, polisi menyita bahan baku pembuatan bom seperti TATP atau triacetone triperoxide. Fadil menjelaskan bom dengan bahan baku ini sangat mudah meledak, bahkan hanya dengan gesekan yang menghasilkan panas ringan.
Baca juga: Terduga Teroris Condet Dikenal sebagai Orang Tertutup
"Bahan baku peledak lainnya seperti aseton, HCL, termometer, dan aluminium powder," kata Fadil.
Fadil menjelaskan pihaknya juga menemukan lima buah bom toples berbahan TATP dengan berat masing-masing 3,5 kilogram. Dengan bom tersebut, Fadil mengatakan kelompok teroris ini dapat membuat 70 buah bom pipa.
Adapun identitas keempat terduga teroris yang ditangkap di Cikarang, Bekasi dan Condet, Jakarta Timur itu antara lain berinisial ZA, BS, AJ, dan HH. Mereka perannya masing-masing, seperti perakitan bom hingga pendanaan.
Para tersangka teroris itu kini masih dalam pemeriksaan intensif tim Densus 88 antiteror untuk mendalami peran dan jaringannya. Fadil mengatakan untuk saat ini para tersangka terancam dijerat dengan Pasal 15 juncto Pasal 7 dan atau Pasal 9 UU 5 Tahun 2018 tentang terorisme, dengan ancaman 15 tahun penjara. "Kami masih dalami keterkaitan mereka dengan kelompok JAD di Makassar," ujar Fadil.
M JULNIS FIRMANSYAH