"Kongkritnya, kami minta mereka (preman) diberdayakan melalui pembinaan dinas-dinas atau balai latihan kerja," kata Fadholi di Balai Kota DKI, Kamis (13/11). Ia mengaku prihatin melihat banyaknya preman yang ditangkap polisi dalam operasi pemberantasan yang digelar awal November ini.
Padahal preman itu belum tentu terlibat kriminal dan sebagian besar terpaksa hidup di jalanan karena tak punya pekerjaan. "Kalau Sudah urusan perut, kadang orang melakukan apa saja. Itu yang mesti kita sadarkan," ujarnya.
Untuk itu, rencananya Fadholi bersama 15 pengasuh pondok pesantren di Jakarta akan menampung para preman yang pernah ditangkap polisi.
Beberapa yang siap menampung antara lain Kyai Agus Dermawan dari Pesantren Maulida Fitriyah Jatibening dan Kyai Ahmad Zarkasih Usman dari Pesantren Arahman Ujung, Karawang.
"Kami bersama para kyai itu akan memberi pembinaan mental, intinya 'menyadarkan' mereka," ujar Fadholi.
Selain urusan mental, Fadholi meminta Pemerintah Jakarta membantu pembinaan para preman, terutama agar mereka bisa memiliki pekerjaan.
"Saya sudah bicara dengan Wakil Gubernur, minta tolong agar dinas teknis dan balai latihan kerja bisa menampung dan membina para preman, agar memiliki keterampilan kerja," kata dia.
Fery Firmansyah