TEMPO Interaktif, Jakarta:Rencana pengangkatan Inspektur Jenderal Wahyono sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya diapresiasi sejumlah kalangan. Anggota Komisi Kepolisian Nasional, Roni Lihama, menganggap tepat pencalonan tersebut. “Dia cerdas. Latar belakangnya sebagai orang intelijen, saya pikir bisa dijadikan modal,” kata Rini kepada Tempo, Minggu, (16/11).
Sebagai mantan Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Mabes Polri, Roni menilai Wahyono memiliki pengalaman yang baik untuk membaca potensi konflik yang berkembang dalam masyarakat. Kenapa itu penting? “Tugas yang paling berat bagi Kapolda Metro Jaya sejak dahulu adalah soal keamanan. Sebagai pusat bisnis dan pemerintahan, keamanan ibukota merupakan barometer bagi kota lain,” ujar bekas jenderal polisi bintang dua.
Seperti halnya kota besar yang lain, kata Roni, Jakarta memiliki persoalan yang yang masih saja terus bergejolak, seperti pemberantasan aksi premanisme. “Tugas itu harus dilakukan secara konsisten. Jangan hangat-hangat tahi ayam,” ujarnya. Jakarta pun kerap menjadi sorotan lantaran kerap diwarnai aksi demonstrasi. Dengan latar belakang intelien, Roni yakin Wahyono mampu merancang tindakan antisipatif untuk meredam potensi kerusuhan tersebut.
Meski demikian, Roni mengkhawatirkan latar belakang itu akan menjadi batu ganjalan. Sebagai seorang pemimpin teritori, Wahyono dituntut mengambil peran yang lebih terbuka, tidak seperti orang intelejen. “Beliau harus mengubah pembawaannya,” kata Roni yang mengaku kenal baik dengan figur Wahyono lantaran sama-sama bertugas sebagai staf pendidik di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.
RIKY FERDIANTO