TEMPO.CO, Jakarta - Penasehat Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Pantas Nainggolan menilai calon presiden atau Capres 2024 adalah pemimpin yang telah teruji. Menurut dia, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak masuk dalam kriteria itu.
"Anies dari ujian yang dilakukan kan ternyata gagal," kata dia saat dihubungi, Kamis, 21 Oktober 2021.
Pantas menganggap parameter keberhasilan Anies Baswedan memimpin Jakarta dapat dilihat dari realisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2017-2022. Namun, realisasi RPJMD DKI hingga tahun keempat Anies menjabat justru minim.
Dia mencontohkan pembangunan rumah DP nol rupiah yang jauh dari target. Padahal, Anies menjagokan program ini ketika Pilkada DKI 2017.
Atas dasar inilah, Pantas merasa Anies belum layak menjadi calon presiden 2024. "Jadi harus ada legacy nya, harus jelas, track record-nya jelas," ucap dia.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan belum ada partai politik yang melirik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju sebagai calon presiden 2024. Buktinya, tutur dia, ada deklarasi Anies jadi Capres 2024 oleh relawan.
"Biasanya rata-rata deklarasi yang dilakukan oleh relawan itu kecenderungannya terjadi pada figur-figur yang tidak punya akses terhadap partai politik," kata dia saat dihubungi, Kamis, 21 Oktober 2021.
Kemarin Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera mendeklarasikan dukungannya terhadap Anies untuk mengikuti kontestasi pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Anies dianggap telah berhasil memimpin Ibu Kota.
Menurut Adi, deklarasi ini juga menjadi instrumen untuk meyakinkan partai politik mengusung Anies dengan modal popularitas dan elektabilitasnya saat ini.
"Anies tidak punya karpet merah ke partai, sehingga dukungan ini semacam alat untuk meyakinkan partai bahwa dia itu bisa didukung oleh partai," jelas dia.
Adi memaparkan dukungan relawan akan sia-sia jika tak ada partai politik yang mau menggandeng Anies.
"Kalau ada yang bertanya tentang pen-capresan Anies, bagi saya, Anies masih gelap gulita," kata dia saat dihubungi, Kamis, 21 Oktober 2021.
Menurut dia, belum terlihat peluang Anies akan mendapat dukungan partai. Alasannya, partai-partai cenderung menginginkan ketua umumnya yang menduduki posisi RI 1 tiga tahun mendatang.
Belum lagi elektabilitas dan popularitas Anies terancam terjun bebas mengingat posisinya sebagai gubernur DKI selesai pada 2022. "Elektabilitasnya terancam punah ataupun berkurang setelah tidak menjadi gubernur lagi di tahun depan," jelas dia.
Baca juga: Peluang Anies Baswedan Jadi Capres 2024, Adi Prayitno: Masih Gelap Gulita