TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Besar Erwin Kurniawan mengatakan, pihaknya akan memberhentikan kegiatan akun media sosial unit patroli tim Raimas Backbone. Hal itu, kata dia, dilakukan setelah dilakukan evaluasi sekaligus menindaklanjuti arahan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran.
“Sebelumnya kami juga melakukan evaluasi terkait dengan yang viral. Kami menghentikan akun Raimas Backbone. Untuk kita evaluasi jangan sampai, seperti arahan Pak Kapolda, menjadi liar kemudian bisa sesuka hati tanpa ada kontrol dari Polres,” ujar Erwin kepada wartawan pada Senin, 1 November 2021.
Meski begitu, kata Erwin, kegiatan patroli setiap harinya akan tetap terus berjalan. Adapun Raimas Backbone merupakan bagian dari unit Sabhara Polres Metro Jakarta Timur. Ia pun membantah anggapan dari warga yang menyebut patroli rutin akan hilang jika Raimas Backbone disetop.
“Itu salah besar. Kami melakukan tugas rutin. Bedanya, yang satu menggunakan medsos sehingga menjadi hingar bingar, satu lagi karena rutinitas tidak sempat terekspos,” ucap dia. Erwin menyebut setiap malamnya baik Polres Jakarta Timur maupun jajaran kepolisian sektor di bawahnya rutin berpatroli.
Tim Raimas Backbone yang dipimpin Aipda Monang Parlindungan Ambarita selama ini kerap tampil dalam salah satu program acara di televisi swasta. Nama Aipda Ambarita viral setelah videonya sedang menggeledah orang viral di media sosial. Penggeledahan itu dianggap melanggar aturan. Ambarita kemudian dimutasi ke bagian Humas Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, Fadil Imran memberikan ultimatum keras agar anggotanya tidak seenaknya sendiri saat bertugas. Fadil mengatakan akan melakukan evaluasi terhadap Tim Raimas Backbone dan Tim Jaguar. "Pak kapolri sudah perintahkan, kalau tidak mampu memotong ekornya yang busuk, kepalanya yang dipotong. Kalau saya, saya tambahkan, saya blender kepalanya yang busuk itu," ujar Fadil di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Fadil Imran mengatakan, tindakan penggeledahan tanpa prosedur kelak tak boleh terjadi lagi. Sebab, akan ada pelatihan khusus bagi anggota polisi yang berpatroli di lapangan. Ia menyebut akan membentuk tim Kelalawar Malam. Mereka akan dibekali dengan pengetahuan tentang HAM, perspektif komunikasi, pengetahuan macam-macam kejahatan, hingga prosedur mengecek ponsel seseorang yang dicurigai melakukan kejahatan.
Sehingga peristiwa seperti yang menimpa Ambarita tidak akan terulang. "Jadi enggak seperti sekarang, debat kusir enggak jelas, demikian juga dia memahami UU yang melekat pada dirinya, menggeledah orang, memeriksa orang yang tertangkap tangan dan sebagainya," kata Fadil.
Baca juga: Aipda Ambarita Dimutasi, Kapolres Jaktim: Tim Raimas Backbone Tetap Patroli
ADAM PRIREZA