TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri menginstruksikan para pengurus di Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat agar memenangkan perolehan suara pada pemilihan umum. Hal ini ia sampaikan dalam acara konsolidasi para legislator tingkat DPR maupun DPRD se-Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta.
“Hilangkan keinginan nomor dua atau nomor tiga. PKS di Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat harus nomor satu,” kata Salim Segaf Al Jufri, Sabtu, 6 November 2021 seperti dikutip dari situs resmi PKS DKI Jakarta.
Untuk mencapai target tersebut, kata Salim, legislator PKS di tiga wilayah ini harus membuka diri terhadap aspirasi masyarakat. “Legislator PKS harus siap diketuk pintunya oleh masyarakat yang butuh jam satu dini hari. Bukakan pintu sambil senyum. Aspirasinya kita dengarkan,” ucap dia.
Menteri Sosial RI periode 2009-2014 ini mengatakan visi kepengurusan PKS periode 2020-2025 adalah mengukuhkan Islam Rahmatan Lil ‘alamin. Sebab itu, legislator PKS harus tampil menjadi solusi dari persoalan masyarakat.
“Kita mencontoh Rasulullah SAW saat memasuki Madinah yang dilakukan adalah menyebarkan kedamaian dan memberi makan orang-orang yang kesusahan. Jadilah legislator yang mudah menerima aspirasi, mudah menyampaikan, mudah memperjuangkan apa yang jadi keinginan masyarakat,” ungkap dia.
Dalam acara tersebut, para legislator PKS mendaulat Salim Segaf Al Jufri sebagai calon presiden 2024. “Seluruh peserta menyampaikan aspirasinya kepada Dr Salim sebagai Calon Presiden RI dari PKS pada Pilpres 2024, yang secara simbolis diserahkan tokoh pewayangan Prabu Yudhistira dari Ketua DPP PKS BPW Banjabar kepada Dr Salim,” bunyi keterangan di situs resmi PKS DKI Jakarta.
Baca juga:
PKS DKI, Banten, dan Jabar Daulat Salim Segaf Sebagai Capres 2024
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.