TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan klaster Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas terungkap saat pelaksanaan swab keliling oleh Dinas Kesehatan.
"Jadi ketika PTM Terbatas ini digulirkan, kami mempunyai program swab keliling. Artinya kami melakukan swab antigen kepada sekolah-sekolah yang melakukan PTM ini secara acak," kata Idris dalam keterangan resminya, Jumat 19 November 2021.
Dari swab keliling itu didapati penyebaran SARS-CoV-2 atau virus Corona masif terjadi di sekolah-sekolah yang melaksanakan PTM Terbatas, khususnya di Kecamatan Pancoran Mas.
"Ketika kami melakukan swab keliling di Kecamatan Pancoran Mas, terjadilah peningkatan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di kalangan anak-anak kita," kata Idris.
Atas dasar itulah, Wali Kota Depok mengambil keputusan untuk menghentikan sementara pelaksanaan PTM Terbatas di Kecamatan Pancoran Mas.
"Kami mengeluarkan kebijakan ini dalam rangka proses mitigasi dan antisipasi penyebaran yang lebih luas lagi," kata Idris.
Selain Kecamatan Pancoran Mas, Idris juga menghentikan PTM Terbatas di sejumlah sekolah di kecamatan lain yang siswanya belum mendapatkan vaksin Covid-19.
"Artinya secara praktis, anak-anak kita di SD dan sederajat yang memang belum ada vaksinasi dari pemerintah, mereka sementara belajar dari rumah," kata Idris. "Untuk SMP dan SMA di kecamatan lain juga untuk belajar dari rumah."
Wali Kota Depok mengeluarkan Surat Edarannya bernomor 8.02/648/SATGAS/2021 tentang Penghentian Sementara Secara Terbatas Pada Penyelenggaraan PTM Terbatas tertanggal 18 November 2021.
Dalam SE itu, Wali Kota Depok minta penghentian sementara PTM Terbatas dilakukan mulai tanggal 19 hingga 29 November 2021 atau selama 10 hari.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Baca juga: Satgas Covid Depok: Hanya Kecamatan Pancoran Mas yang Ditutup Seluruh PTM