TEMPO.CO, Depok - Produsen tempe di Depok yang tergabung dalam Paguyuban Dadi Rukun Tempe mogok produksi karena kenaikan harga kedelai. Akibat harga kedelai impor naik, mereka tidak bisa memperoleh untung dari pembuatan tempe.
Ketua Paguyuban Dadi Rukun Tempe Rasjani mengatakan, saat ini harga kacang kedelai sudah mencapai Rp 1,1 juta per kwintal, padahal biasanya harganya berkisar Rp 800 ribu perkwintal. Itu berarti harga bahan baku tahu dan tempe itu naik Rp 200 ribu per kwintal.
“Kalau tinggi begini, kita nggak mampu balik modal dong, makanya lebih baik kita mogok,” kata Rasjani kepada wartawan di Depok, Senin 21 Februari 2022.
Rasjani mengatakan, tidak hanya mogok kerja, para produsen tahu dan tempe itu juga mengeluarkan seluruh alat produksinya dan berunjuk rasa membentangkan poster-poster kekecewaan kepada pemerintah yang dinilai tidak mampu mengendalikan harga kacang kedelai.
Suasana pabrik tahu tempe di sentra produksi yang berlokasi di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis, 7 Januari 2021. Tempo/Fajar Pebrianto
Sedikitnya ada 150 orang yang ikut dalam unjuk rasa itu. “Hari ini kita mogok bersama diikuti rekan-rekan tukang tempe dan tahu se-Depok dan Jabodetabek,” kata Rasjani.
Rasjani mengatakan, mogok kerja akan dilakukan selama 3 hari sembari menunggu pemerintah dapat menurunkan harga kedelai. “Kalau tidak turun juga, kita akan koordinasi dengan Kopti (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia),” kata Rasjani.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Baca juga: Harga Kedelai Tinggi, Produsen Tahu dan Tempe Ancam Mogok Produksi 3 Hari