Dalam waktu 3 minggu, HW Bogor langsung putar haluan agar sesuai dengan visi kota Bogor. "Makanya Holywings Bogor ini, sekarang konsepnya cafe and resto dan menjual minuman seperti Bajigur, Bandrek dan lain sebagainya," ucap Stewart.
Setelah perubahan konsep itu, HW Bogor mengusung konsep family restaurant. Kafe pun didesain family friendly lengkap dengan menu anak tanpa meninggalkan warna khas kafe yakni pertunjukan musik langsung. Konsumennya pun beragam, mulai dari orang dewasa, remaja hingga anak-anak.
Ada beberapa menu minuman di Holywings Bogor yang tidak ada di outlet lain seperti es teler, selendang mayang, dawet ayu, bir kotjok, bajigur, wedang jahe dan es kuwut. Untuk menu makanan, masih sama dengan cabang lain seperti, rice bowl dan pentol.
Namun di Bogor lebih menguatkan menu-menu barat seperti steak. Holywings Bogor juga tetap menyediakan minuman beralkohol, namun kadarnya di bawah 5 persen atau golongan A dengan variabel 12-13 macam bir.
Stewart mengatakan kafe itu juga mengikuti aturan PPKM di Bogor dengan hanya menerima 25 persen pengunjung dari kapasitas total restoran itu. Pengunjung pun harus memesan tempat terlebih dulu.
"Selama ini, kami belum menerima tamu walk-in. Artinya, saat ini kami hanya kedatangan konsumen yang sudah reserve. Untuk konsumen walk-in, mohon maaf kami belum bisa menerima karena kami tidak ingin melanggar ketentuan PPKM," ucap Stewart.
Stewart mengaku optimistis Cafe Holywings Bogor, akan mampu menggaet konsumen di kota itu dan sekitarnya. Sebab, menurut Stewart, awal dirinya berpikiran membuka di Bogor itu karena inisiatif dirinya dan juga teman-temannya yang menginginkan adanya kafe untuk bersantai, tanpa harus jauh-jauh ke Jakarta. “Awalnya ya gitu, saya kan orang Bogor. Terus saya kepikiran kenapa sih kalau mau nikmati waktu santai harus jauh ke Jakarta, kenapa gak di Bogor aja,” kata Stewart.
M.A MURTADHO
Baca juga: Dilarang Jual Miras, Holywings Bogor Pamerkan Bajigur, Es Dawet hingga Es Teler