TEMPO.CO, Jakarta - Produsen tempe di Depok telah memulai aktivitasnya kembali setelah sebelumnya mogok kerja selama 3 hari. Mereka akhirnya lebih memilih untuk menaikkan harga produknya ketimbang menunggu keputusan pemerintah menurunkan harga kedelai.
Salah satu produsen tempe Rasjani, 49 tahun, mengatakan, mulai hari ini dirinya memulai aktivitas dengan harga baru tempe yang telah disepakati bersama seluruh produsen tempe.
“Ini hari pertama kita menggunakan harga baru untuk tempe,” kata Rasjani kepada Tempo, Kamis 24 Februari 2022.
Rasjani mengatakan, harga baru itu yakni Rp 6.000 atau naik Rp 1.000 untuk yang ukuran kecil, dan Rp 12.000 untuk ukuran besar atau naik Rp 2.000.
“Ini harga dari kita ya, kalau di pasaran sekitaran Rp 7.000-an untuk tempe ukuran kecil dan Rp 14.000 untuk tempe ukuran besar,” kata Rasjani.
Rasjani mengatakan, keputusan itu terpaksa diambil dirinya dan teman-teman produsen tempe lainnya, karena sampai dengan hari ini harga kacang kedelai tidak juga menunjukkan penurunan bahkan cenderung naik.
“Harga kacang kedelai hari ini belum menunjukkan arah penurunan (harga kacang kedelai), masih di angka Rp 11 ribu per kilonya, akhirnya kita sepakat untuk menaikkan harga tempe,” kata Rasjani.
Sebelumnya diberitakan, akibat melonjaknya harga kedelai dari sebelumnya hanya Rp 8.000 per kilo menjadi Rp 11.000 per kilonya, membuat produsen tempe menjerit hingga melakukan aksi mogok bersama pada Senin 21 Februari 2022 lalu. Mogok massal itu dilakukan selama tiga hari dan mulai hari ini, para produsen itu kembali beraktivitas.
Baca juga: Di Balik Mogok Produsen Tahu Tempe Jakarta, Puskopti: Kami Tidak Tahan Lagi
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA