TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan alasan mengapa angka kematian akibat Covid-19 masih tinggi meski kasus turun.
Berdasarkan data dari Satgas Covid-19, kasus kematian pada pasien Covid-19 di Indonesia masih mencapai ratusan orang per hari. Pada Jum'at, 11 Maret 2022 tercatat 290 pasien Covid-19 meninggal.
Menurut epidemiolog itu ada banyak faktor yang menyebabkan kasus kematian Covid-19 di Indonesia masih tinggi. “Ada proses intervensi hulu yang lemah sehingga mengakibatkan orang tidak terdeteksi dengan cepat dan tidak dirujuk cepat, tidak ditangani cepat. Nah, ini yang buat akhirnya terjadi kematian,” ujar Dicky kepada Tempo, Kamis, 10 Maret 2022.
Faktor lain penyebab angka kematian akibat Covid-19 masih tinggi adalah kurang dukungan sosial dan bantuan makanan kepada pasien positif Covid-19.
“Enggak ada makanan, enggak ada dukungan sosial yang membantu dia kalau dia sendiri atau dia lansia sendirian. Nah, ini yang artinya harus dievaluasi,” kata Dicky.
Menanggapi pelonggaran aturan perjalanan di masa pandemi, Dicky mengingatkan agar pelonggaran syarat tes negatif Covid-19 harus diikuti dengan penguatan aspek lain.
"Misalnya, di dalam moda transportasi sirkulasi ventilasi sudah meningkat jauh, menggunakan masker juga yang setara N95 misalnya,” ujarnya.
Berdasarkan data situs covid19.go.id, Provinsi DKI Jakarta memiliki persentase jumlah kasus Covid-19 terbanyak dari total keseluruhan kasus yaitu 20,7 persen. Disusul oleh Provinsi Jawa Barat sebesar 18,2 persen.
NIKEN NURCAHYANI | TD
Baca juga: Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di DKI Jakarta Turun Lagi