TEMPO.CO, Jakarta - Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Ridwan Soplanit mengatakan pengeroyokan terhadap Nuralamsyah oleh Putra Siregar dan Rico Valentino diduga karena para pelaku tidak bisa melihat Chandrika Chika menangis.
Ridwan menuturkan kejadian bermula saat Chika bertemu dengan kawan lamanya berinisial N. Saat itu selebgram tersebut menangis karena terharu sudah lama tidak berjumpa dengan temannya.
Tangisan Chandrika Chika itu diduga diartikan lain oleh Rico Valentino. "Nah, dikira Rico (Chika) nangis karena diganggu atau karena apa," kata Ridwan saat dihubungi, Sabtu, 23 April 2022.
Menurut Ridwan, Nuralamsyah hanyalah pengunjung cafe dan rekan Putra Siregar yang datang untuk merayakan ulang tahun. Karena kebetulan dia ada sekitar Chika dan N ia pun kena hajar.
Saat kejadian, diketahui bahwa Putra Siregar dan Rico Valentino dalam keadaan pengaruh minuman beralkohol.
Ridwan berujar pemilik kafe yang hendak melerai pun sempat kena pukul. Pemukulan tersebut terekam CCTV yang ada di sana. "Keterangan awal dia sudah diambil, dia mengiyakan bahwa memang ada pertengkaran dan kelihatan di CCTV dia juga tuh yang lerai orang," ujar dia.
Saat ditanya mengenai kemungkinan adanya pergeseran motif, Ridwan menjawab pihaknya akan memanggil N untuk dimintai keterangan. "Keterangan Chika harus dibuktikan lewat N apa memang benar omongan sampai bisa nangis. Mereka janjian atau enggak? atau datang kebetulan? kenapa harus di dekat situ?" kata Ridwan.
Polisi rencananya akan memeriksa N pada Selasa, 26 April 2022. "Iya, dipanggil Selasa," tutur Ridwan.
Ridwan menyampaikan polisi masih menetapkan dua tersangka dalam kasus pengeroyokan yang melibatkan Putra Siregar dan Rico Valentino ini. Kasus tersebut, kata dia, sangat kompleks namun ia berjanji akan terus menyelidiki.
Baca juga: Pengakuan Chandrika Chika Ungkap Fakta-fakta Baru Kasus Putra Siregar-Rico