Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir Air Pasang Tahun Ini Tertinggi, Puluhan Rumah Hancur

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Banjir pasang air laut (rob) yang melanda warga pesisir utara Jakarta beberapa hari lalu adalah yang tertinggi. Gelombang setinggi empat meter yang menghantam daratan menyebabkan air menggenangi rumah-rumah penduduk selama tiga hari. 

"Tahun-tahun sebelumnya belum pernah setinggi itu. Paling cuma dua meter," kata Tatang, 27 tahun, seorang warga Kalibaru Timur saat ditemui Tempo, Selasa (10/2). Akibat banjir rob itu, kata dia, sebanyak enam rumah penduduk di RT 9/1 Kalibaru Timur, Cilincing, Jakarta Utara, hancur dihantam gelombang. Puluhan rumah semi permanen juga hancur di Kalibaru Selatan. Kini mereka mengungsi ke tempat sanak saudara terdekat.

Parahnya rob yang melanda tahun ini juga diakui Atep Sukandar, 25 tahun. Menurut dia, rob terjadi mulai Sabtu-Senin lalu. "Puncaknya terjadi pada Minggu (8/2)," kata warga Kalibaru Barat itu. Dia bercerita hantaman gelombang itu bahkan mencapai setinggi atap rumah yang berada kira-kira 20 meter dari bibir pantai. Pantauan Tempo di lokasi menunjukkan beberapa rumah semi permanen terlihat porak-poranda menyisakan puing-puing.

Banjir rob mulai menyurut secara perlahan pada Senin siang. Warga di pesisir yang umumnya berprofesi sebagai nelayan ini sudah mulai beraktivitas melaut. Sementara kaum perempuan terlihat mengumpulkan kerang hijau dan menjemur ikan. "Baru sekarang (Selasa) ini aja mulai berani ke laut. Kemarin nggak ada yang berani," kata Ma'mur, 45 tahun.

Umumnya warga mengatakan banjir rob yang melanda daerahnya adalah fenomena biasa. Itu terjadi saat air laut pasang pada sekitar Januari hingga Februari setiap tahunnya. Di tahun-tahun sebelumnya, gelombang laut yang menyebabkan rob paling tinggi tercatat dua meter. Air rob itu menggenani rumah warga bisa sampai seminggu.

Karena telah merasa terbiasa itulah, warga enggan mengungsi ke tempat yang lebih aman dari ancaman rob. Alasannya, mereka tidak mempunyai kecukupan ekonomi untuk pindah ke tempat yang lebih layak. "Lagipula pekerjaan kami ini nelayan," kata Ma'mur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia juga menambahkan warga yang terkena dampak rob telah menerima bantuan dari instansi terkait. Saat rob melanda, Palang Merah Indonesia, misalnya, juga mendirikan Pos Kesehatan yang dimanfaatkan sejumlah warga untuk berobat gratis.

Suasana perumahan warga kini sudah terlihat kering. Mereka mengaku membersihkan rumah mulai Senin malam saat rob perlahan-lahan menyurut.

AMIRULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 2,5 meter di Perairan Indonesia

22 Februari 2024

Nelayan menarik perahu untuk disandarkan di kawasan Pelabuhan Jepara, Jobokuto, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu 3 Februari 2024. BMKG stasiun meteorologi maritim Tanjung Emas Semarang mengeluarkan peringatan dini adanya potensi gelombang tinggi hingga 2,5 meter di Laut Jawa bagian tengah dan perairan Karimunjawa 3-4 Fabuari 2024. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 2,5 meter di Perairan Indonesia

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini ihwal potensi gelombang tinggi air laut.


Banjir di Jakarta Utara, Wali Kota: Air Belum Bisa Dipompa

24 Januari 2020

Warga melintasi banjir yang melanda kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara, Sabtu, 4 Januari 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Banjir di Jakarta Utara, Wali Kota: Air Belum Bisa Dipompa

Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko menyatakan banjir yang terjadi Jakarta Utara akibat air laut yang sedang pasang.


Rob Rusak 500 Hektar Lahan Pertanian di Bangkalan

20 Oktober 2015

TEMPO/Arie Basuki
Rob Rusak 500 Hektar Lahan Pertanian di Bangkalan

Lahan yang dulunya produktif untuk tanaman padi, kini dibiarkan terbengkalai dan ditumbuhi rumputan liar.


BMKG Pastikan Tsunami Karangantu Kabar Bohong

7 Februari 2014

Wisatawan berjalan diatas terumbu karang saat menikmati pasang surut air laut di Pantai Sayang Heulang, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
BMKG Pastikan Tsunami Karangantu Kabar Bohong

Surutnya air laut hanya fenomena pasang-surut bulanan.


Puncak Pasang Air Laut Akan Terjadi Pekan Depan

24 Januari 2013

Tukang becak membawa penumpangnya melintasi genangan banjir rob yang melanda kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (23/1). Dalam seminggu terakhir, banjir rob akibat air laut pasang dan tanggul yang jebol menggenangi kawasan tersebut dan mengganggu aktivitas warga sementara Pemprov DKI berusaha menanganinya dengan perbaikan tanggul. ANTARA/Fanny Octavianus
Puncak Pasang Air Laut Akan Terjadi Pekan Depan

Puncak air pasang ini akan terjadi pada pagi hari sekitar pukul 08.00-11.00 WIB, secara perlahan-lahan.


Cara Menghitung Terjadinya Pasang-Surut Air Laut

23 Januari 2013

TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Cara Menghitung Terjadinya Pasang-Surut Air Laut

Tanggal 27 Januari 2013 diperkirakan menjadi puncak hujan di wilayah Jakarta dan bulan purnama yang mengakibatkan air laut pasang.


Banjir Rob di Jalan RE Martadinata

16 Juni 2010

Banjir Rob di Jalan RE Martadinata

Arus lalu-lintas di Jalan RE Martadinata dan Jalan Baru Ancol, Jakarta Utara, tengah malam ini padat merayap. Laju kendaraan terhabat oleh genangan air pasang (rob) dalamnya berkisar antara 40-50 sentimeter.


Rob Terjang Ratusan Rumah di Sikka  

2 Februari 2010

Tempo/Arie basuki
Rob Terjang Ratusan Rumah di Sikka  

"Sebagian korban sudah mengungsi ke keluarganya di tempat yang lebih tinggi."


Pasang Tinggi Hantui Warga Pinggiran Sungai Musi

6 Januari 2010

Pasang Tinggi Hantui Warga Pinggiran Sungai Musi

Kepala Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, Irdam Latif, meminta warga yang bermukim di sepanjang Sungai Musi untuk mewaspadi banjir pasang karena curah hujan yang cukup tinggi dan air pasang yang juga tinggi.


Gelombang Pasang Samudra Hindia Capai Lima Meter

26 Juli 2009

Gelombang Pasang Samudra Hindia Capai Lima Meter

Dinamika ini disebabkan karena atmosfer dan variasi suhu muka laut di sekitar wilayah di Indonesia serta sirkulasi udara secara umum, jadi ini hal yang biasa terjadi."