Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

403 Tahun Lalu Jan Pieterszoon Coen Taklukkan Batavia, ini 2 Versi Kematiannya

Reporter

image-gnews
Jan Pieterszoon Coen. wikipedia.org
Jan Pieterszoon Coen. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 30 Mei 1619 silam, Jan Pieterszoon Coen berhasil menaklukkan Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Tanggal ini juga diperingati sebagai hari jadi Kota Batavia. Lalu, siapa Jan Pieterszoon Coen ini?

Jan Pieterszoon Coen lahir di Hoorn, Belanda, 8 Januari 1587. Dia adalah Gubernur-Jendral Hindia-Belanda keempat era 1619 hingga 1623, dan keenam era 1627 hingga 1629. Di usianya yang ke 13, JP Coen dikirim ayahnya ke Roma. Dia magang dengan seorang pedagang Flandria, Belgia bernama Joost de Visscher. Selama 6 tahun di Roma, selain belajar berdagang, Jan Pieterszoon Coen juga belajar banyak bahasa.

Mengutip laman bataviadigital.perpusnas.go.id, Jan Pieterszoon Coen kembali ke kampung halaman pada 1607. Kemudian pada 22 Desember di tahun tersebut dia berangkat ke Hindia. Saat itulah nama Coen disematkan padanya. Pada perjalanan pertamanya ke Hindia, tidak banyak informasi yang diketahui.

Tetapi ada kejadian yang memicu kekejian Coen dalam menghadapi orang Banda pada masa depan. Atasan Jan Pieterszoon Coen, Pieter Willemszoon Verhoeff konon dibunuh orang Banda saat negosiasi pembelian rempah-rempah. Ia kembali ke kampung halaman pada 1610.

Lalu, pada 1618, di usianya yang ke 31 tahun, Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi Gubernur-Jendral. Tetapi baru pada 21 Mei 1619 ia resmi memangku jabatan tersebut dari Laurens Reael, Gubernur Jenderal sebelumnya. Setelah resmi menjadi Gubernur-Jendral, Jan Pieterszoon Coen tak tahan terhadap orang Banten dan orang Inggris di sana. Lantas dia memindahkan kantor Kompeni ke Jakarta, di sanalah Jan Pieterszoon Coen membangun pertahanan. Dia menaklukkan Jayakarta pada 30 Mei 1619 dan mengubah namanya menjadi Batavia atau Batavieren.

Pada 1623, Jan Pieterszoon Coen menyerahkan kekuasaan kepada Pieter de Carpentier dan pulang ke Belanda. Namun oleh pimpinan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) ia disuruh kembali ke Hindia dan menjadi Gubernur-Jendral kembali. Jan Pieterszoon Coen datang lagi ke Hindia Belanda pada 1627. Pada masa jabatannya yang kedua, ia berperang melawan Kesultanan Banten dan Mataram. Mataram menyerang Batavia dua kali, yaitu pada 1628 dan 1629, kedua-duanya gagal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Coen tewas secara mendadak pada 21 September 1629. Terdapat dua versi berbeda mengenai penyebab kematiannya. Menurut versi Belanda, Coen meninggal karena kolera atau muntaber. Sedangkan versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat serangan bala tentara Sultan Agung dari Mataram, dan jenazahnya di makamkan di anak tangga makam raja-raja Mataram di Imogiri, kepala dan badan dikuburkan terpisah.

Jan Pieterszoon Coen dikenang sebagai pendiri Hindia-Belanda di Belanda. Namanya banyak digunakan sebagai nama jalan. Bahkan, di Amsterdam ada sebuah gedung yang dinamai dengan namanya (Coengebouw). Sementara di Indonesia, ia dikenal sebagai seorang pembesar Kompeni yang kejam.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Jan Pieterszoon Coen, Warga Pribumi VBatavia Menyebutnya Mur Jangkung

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Mooryati Soedibyo, Alasannya Bersedia Jadi Produser Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta

4 hari lalu

Pendiri PT.Mustika Ratu Tbk Mooryati Soedibyo. ANTARA/Teresia May
Mengenang Mooryati Soedibyo, Alasannya Bersedia Jadi Produser Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta

Selain menjadi pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo pernah sebagai produser film tentang Sultan Agung. Ini alasannya saat itu.


Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

4 hari lalu

Suasana alam di lokasi wisata di kepulauan Karimunjawa. (Dok.Tim ITB)
Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Jepara asal RA Kartini memiliki beragam potensi destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.


Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

5 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Mathilda Khoo
Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.


Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

8 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Adrien Olichon
Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.


Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

14 hari lalu

Ilustrasi pengikut Islam Aboge. Dok TEMPO/Budi Purwanto
Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?


Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

20 hari lalu

Demonstran pro-Palestina melakukan protes saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berkecamuk di Munich, Jerman, 9 Oktober 2023. REUTERS/Christine Uyanik
Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

21 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

22 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa memegang poster memprotes eutanasia di depan gedung parlemen di Lisbon, Portugal, 29 Mei 2018.[REUTERS/Rafael Marchante]
Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.


Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

22 hari lalu

Ario Bayu. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

Ario Bayu ditetapkan menjadi Ketua FFI telah memerankan banyak karakter dari beragam film layar lebar. Berikut sebagian filmografinya.


Ario Bayu Ditetapkan sebagai Ketua Komite FFI 2024-2026 Gantikan Reza Rahadian, Ini Profilnya

22 hari lalu

Ario Bayu berperan sebagai Soeraja di serial Gadis Kretek. Foto: Dok. Netflix
Ario Bayu Ditetapkan sebagai Ketua Komite FFI 2024-2026 Gantikan Reza Rahadian, Ini Profilnya

Tidak lagi dijabat oleh Reza Rahadian, kini, Ketua Komite FFI selanjutnya dijabat aktor Ario Bayu. Begini profilnya.