Relawan Anies itu menyoroti demo FPI Reborn yang ganjil. Mantan juru bicara FPI mengklarifikasi bahwa surat pemberitahuan itu palsu karena kop suratnya tidak resmi. Video yang beredar juga memperlihatkan ada peserta yang sudah buka kerudung sebelum demo bubar. La Ode juga mempelajari tidak ada FPI perempuan.
Pada malam hari, ada pengakuan dari kiai bahwa mereka yang demo pada Senin itu adalah orang-orang yang digerakkan. "Ini cukup menguatkan kita bahwa itu relawan-relawanan bahwa itu relawan yang dibuat, di-setting sedemikian rupa untuk menjelekkan nama Pak Anies," ujar La Ode.
Viral FPI Reborn
Sebelumnya viral video sejumlah orang yang mengatasnamakan FPI Reborn mendeklarasikan dukungan kepada Anies di kawasan Patung Kuda. Dalam foto-foto yang beredar di media sosial, para peserta aksi mengenakan baju serba putih dan membawa bendera besar bertuliskan FPI berwarna hijau. Mereka juga membawa spanduk bertuliskan 'FPI Dukung Anies untuk Presiden 2024', Anies Presiden, dan FPI Reborn.
Foto-foto ini pun turut dibagikan Politikus PSI Mohamad Guntur Romli melalui akun twitternya @GunRomli yan telah mendapat centang biru. Demikian juga aktivis medsos Eko Kuntadhi, dalam akun twitter @_ekokuntadhi.
Menanggapi foto viral tersebut, FPI mengeluarkan siaran pers berjudul 'Waspada FPI Palsu". Siaran pers ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Front Persaudaraan Islam Muhammad Alattas, Sekretaris Umum Ali Abu Bakar Alattas, dan Penasehat Pusat Abuya Qurtubi Jaelni.
Dalam siaran pers ini, Front Persaudaraan Islam menganggap massa FPI Reborn tersebut telah digerakkan oleh intelijen. Sebab, mereka menganggap massa aksi ini tidak dikenal meski mereka membawa-bawa kata-kata FPI dalam bendera yang mereka bawa. "Ada gerakan intelijen yang sangat berbahaya menggerakkan massa tidak dikenal dengan menggunakn nama dan bendera bertuliskn FPI serta pakaian serba putih."
Baca juga: Pakar: FPI Reborn dan Majelis Sang Presiden Seperti Operasi Khusus Hajar Anies