TEMPO.CO, Jakarta - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menyampaikan pandangannya soal kasus mutilasi di Tambun, Bekasi. Hingga kini, polisi masih mendalami kasus ini untuk memastikan tersangka, korban dan motif dari pembunuhan ini.
Adrianus mengatakan, dalam kasus pembunuhan yang dilakukan dengan cara mutilasi, pertama-tama perlu dilihat apa motif pembunuhan tersebut. Terkait motif, kata dia, sedikit banyak berhubungan dengan dua opsi pasca-pembunuhan.
"Pelaku melarikan diri; atau pelaku tidak lari, namun korban dihilangkan jati dirinya melalui mutilasi," kata Adrianus kepada Tempo, Senin, 2 Januari 2023.
Jasad berjenis kelamin perempuan yang sudah dimutilasi itu ditemukan di dalam dua boks kontainer. Polisi menemukannya saat menggeledah sebuah kamar kos di Tambun Bekasi. Disitu, polisi hendak melacak keberaan seorang pria dilaporkan hilang.
Laporan tentang orang hilang itu masuk ke Polsek Bantar Gebang. Setelah dilakukan penelusuran, polisi menemukan jejaknya di sebuah kamar kos tersebut. Saat masuk ke dalam kamar, polisi yang ditemani pemilik kos-kosan justru menemukan jenazah mutilasi di dalam dua boks kontainer.
"Sangat mengejutkan buat kami tim penyelidik, ternyata di sana ada jenazah dalam dua kontainer," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki di Polda Metro Jaya, Sabtu, 31 Desember 2022.
Baca juga: Kepingan Petunjuk di Kasus Mutilasi Wanita di Bekasi, dari Pria yang Hilang Hingga Mobil yang Kabur
Jasad mutilasi diduga sudah tersimpan lama di kamar kos
Hengki mengatakan ada kemungkinan bahwa keberadaan jasad mutilasi yang disimpan dalam boks itu sudah cukup lama tersimpan di kamar kos tersebut.
Ia menjelaskan Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda telah berkordinasi dengan tim kedokteran forensik RS Bhayangkara Kramat Jati langsung melakukan pemeriksaan ataupun autopsi terhadap jenazah. "Diduga sudah cukup lama ada di kos-kosan," katanya.
Adrianus menyatakan tindakan pelaku yang menyimpan potongan tubuh korban di kamr kos-kosan karena pelaku kesulitan mencari lokasi untuk membuang mayat tersebut.
"Kemungkinan karena kesulitan mencari lokasi pembuangan," ujar Adrianus. "Ditambah lagi kesulitan mencari kendaraan dan mengangkat jenasah tanpa menimbulkan kecurigaan."
Dengan melihat tipe pembunuhan mutilasi yang ada di Tambun Bekasi itu, Adrianus menduga, ada hubungan dekat antara pelaku dan korban. Hingga saat ini, motif pembunuhan mutilasi tersebut masih dalam pengusutan penyidik Polda Metro Jaya.
Hengki menjelaskan penyelidikan kasus mutilasi ini tidak terpaku dengan pengakuan teduga pelaku dan harus benar-benar berdasarkan alat bukti. Oleh karena itu, kata dia, penyidik masih melakukan pendalaman.
"Sehingga nanti kita bisa tentukan apa motifnya, siapa tersangka, siapa korbannya. Apakah hanya ini korbannya dan sebagainya," ucapnya.