TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaluddin mengatakan ada kenaikan jumlah warga pendatang ke DKI Jakarta pada periode 2021-2022.
"Terjadi sedikit kenaikan dari 2021 ke 2022, karena memang Jakarta ini punya daya tarik sendiri. Jadi banyak penduduk yang ingin mengadu nasib ke Jakarta," kata Budi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 14 Februari 2023.
Dalam beberapa tahun belakangan, pendatang baru di Jakarta didominasi lulusan SMA/sederajat. Hampir 50 persennya tidak memiliki keterampilan.
"Trennya dari beberapa tahun belakangn ini hampir 75 persen mereka adalah SMA sederajat, dan hampir 50 persen mereka tidak punya keterampilan," ujarnya.
Dalam menghadapi pendatang baru tersebut, Dinas Dukcapil DKI Jakarta selalu melakukan pembinaan dan sosialisasi penduduk di Jakarta agar mereka tertib administrasi kependudukannya. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas lain dalam menangani warga yang tidak keterampilan.
Dalam menghadapi para pendatang baru di Jakarta, Budi mengungkapkan Dinas Dukcapil belum berencana menerapkan operasi yustisi.
"Operasi yustisi belum, kita tidak ada operasi yustisi yang kita lakukan adalah melakukan pendataan kepada mereka yang kembali ke Jakarta. Kita melakukan pendataan seperti biasa," ujarnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan pendatang baru menjadi salah satu kendala pengentasan kemiskinan ekstrem. Padahal, Pemprov DKI Jakarta sudah menyalurkan sejumlah bantuan atau layanan sosial untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Ia pun meminta Camat dan Lurah bersama dengan RT dan RW membantu mengatasi kendala kemiskinan ekstrem akibat pendatang baru tersebut.
Pilihan Editor: Pendatang Baru yang ke Jakarta Tahun ini Diprediksi Setinggi pada 2019