Ruko yang Serobot Saluran Air Bikin Banjir
Prasetya menjelaskan dampak buruk akibat pembangunan itu menyebabkan banjir terutama pada saat musim hujan. Apalagi lingkungan Muara Karang dan Pluit itu diapit dua sungai, yaitu di sebelah timur dan sebelah barat.
Nah permukaan dataran kita itu 1,5 meter sampai 2 meter pada saat normal. Itu di bawah permukaan sungai 1,5 meter sampai 2 meter. Jadi, kalau air kita harus pompa makanya kita punya 6 rumah pompa untuk menyedot air warga melalui selokan untuk dibuang ke sungai. Kalau saluran ditutup kami menyedot dengan cara bagaimana,” kata Prasetya.
Pada saat musim hujan, aliran air tidak bisa masuk ke saluran air sehingga membuat genangan mencapai mata kaki. Dampak lain adalah genangan air tersebut juga menyebabkan jalan rusak tak sampai 4 bulan.
“Dengan diserobotnya jalan, akhirnya menjadi lebih sempit, sulit. Zona liar harus dibongkar,” ucapnya.
Ketua RT dapat Ancaman dari Warga yang Kesal Ruko Belum Dibongkar
Penanganan dari pemerintah yang dianggap lelet membuat Prasetya mendapat ancaman dari beberapa warga yang tinggal di kawasannya. Jika dalam kurun waktu 3 bulan penyerobotan lahan itu tidak dibongkar, warga lain mengancam juga akan ikut melebarkan bangunan di atas bahu jalan dan saluran air.
Total ruko yang ada di kawasan Niaga Pluit, yakni di Blok Z4 Utara sebanyak 20 unit. Baru satu ruko, yaitu barbershop yang telah membongkar secara sukarela. Di Blok Z8 Selatan terdapat 17 unit ruko yang membangun di atas got dan bahu jalan, karena ada 5 ruko yang belum melanggar.
Pilihan Editor: Top 3 Metro: Heru Budi Minta Pemilik Ruko Serobot Bahu Jalan di Pluit Bongkar Sendiri Bangunannya, Bacaleg Partai Ummat Bawa Pesilat