TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta optimistis kualitas udara di Ibu Kota akan membaik jika kemacetan Jakarta berkurang dengan penerapan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial IntelligenceI (AI).
Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan mengatakan dengan berkurangnya kemacetan, emisi gas buang kendaraan bermotor juga berkurang.
"Yang mencemari udara turut berkurang juga, asapnya berkurang, enggak numpuk," kata Yogi di Jakarta, Jumat, 7 Juli 2023 seperti dikutip dari Antara.
Menurut Yogi, Dinas Lingkungan Hidup selalu mendukung dan mengapresiasi segala upaya Pemerintah Provinsi DKI untuk mengurangi kemacetan.
Dia juga mengimbau masyarakat beralih menggunakan transportasi publik massal dibanding menggunakan kendaraan bermotor pribadi. "Jika menggunakan kendaraan bermotor pribadi pastikan lulus uji emisi," ujarnya.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dipasang di 20 persimpangan berhasil pangkas kemacetan hingga 20 persen.
"Untuk mempermudah pantauan kemacetan dan memperlancar lalu lintas. Bisa menciptakan efisiensi lalu lintas menjadi 15 hingga 20 persen," kata Heru usai meninjau ruang kontrol Network Operation Centre (NOS) ITS Traffic Light di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Juli 2023.
Heru mengatakan, teknologi AI ini secara otomatis mengatur lampu rambu lalu lintas dengan menyesuaikan kepadatan kendaraan.
Adapun pemilihan lokasi yang dipasang teknologi AI, kata Heru, mempertimbangkan kondisi kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang terjadi. Seperti Jalan Daan Mogot, Pancoran, Kuningan, Gunung Sahari dan Gatot Subroto.
20 Persimpangan yang Gunakan Teknologi AI
Sebanyak 20 persimpangan di Jakarta telah menggunakan teknologi AI kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mengurangi kemacetan.
"Jadi ada dua puluh simpang yang sudah menerapkan prinsip AI dengan intelligent transport system (sistem transportasi cerdas) di traffic light (lampu lalu lintas)," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo seperti dilansir dari Antara, Ahad, 2 Juli 2023.
Menurut Syafrin, penerapan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) cukup berpengaruh dalam memantau dan melakukan pengaturan waktu di lampu lalu lintas (traffic light) berdasarkan informasi basis data internal Google.
Adapun 20 titik lokasi yang sudah menggunakan teknologi AI antara lain Jalan Jembatan 2 Raya-Jalan Tubagus Angke, Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot (Grogol), Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan S. Parman-Jalan KS. Tubun-Jalan Gatot Subroto (Slipi), dan Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said (Kuningan).
Teknologi ini juga dipakai di Jalan Gatot Subroto-Jalan Supomo (Pancoran), Jalan MT haryono-Jalan Sutoyo (Cawang Uki), Jalan DI Panjaitan-Jalan Kalimalang, Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu (Rawamangun), Jalan Ahmad Yani-Jalan Pemuda-Jalan Pramuka, Jalan Ahmad Yani-Jalan H. Ten, dan Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Letjen Suprapto.
Kemudian Jalan Senen Raya-Jalan Kwitang (Senen), Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin, Jalan Gunung Sahari-Jalan Dokter Sutomo (MBAL), Jalan Gunung Sahari-Jalan Angkasa-Jalan Samanhudi , Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar (Kartini), Jalan Gunung Sahari-Jalan Pangeran Jayakarta, Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Dua, dan Jalan Perniagaan Raya-Jalan Pasar Pagi Flyover (Jembatan Lima).
Tahun ini, kata Syafrin pihaknya akan menambah 40 simpang lagi yang akan dipasang teknologi AI atau kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sebagai upaya mengurangi kemacetan Jakarta.
Pilihan Editor: Pengamat Kebijakan Publik: Orang Indonesia Pakai Jalur Sepeda Bukan untuk Transportasi