3. Rencana Jakpro tutup biaya operasional JIS
Anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menyebut biaya operasional Jakarta International Stadium (JIS) mencapai Rp 80 miliar. Ia menilai PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tak akan sanggup membayar biaya tersebut, karena banyak proyek yang digarap.
Selain JIS, Jakpro juga menghandel sejumlah proyek DKI lainnya, seperti revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Jakarta International Velodrome. “Beban Jakpro (PT Jakarta Propertindo) sudah luar biasa besar karena banyaknya penugasan di era Anies Baswedan sebagai gubernur,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 14 Juli 2023.
Dalam rapat bersama DPRD DKI Juni 2022, Direktur Bisnis PT Jakpro saat itu, Gunung Kartiko, menyebut Perusahaan akan memanfaatkan lahan di sekitar JIS untuk membangun sejumlah lini bisnis.
Gunung Kartiko menyebut pembangunan ini masuk dalam program pengembangan kawasan JIS. "Dari sisi masterplan development kami ada beberapa area pengembangan yang sebenarnya kami planning untuk menutup depresiasi, biaya operasi dan perawatan yang cukup besar," kata dia di ruang rapat Komisi E DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 28 Juni 2022
Pengembangan kawasan JIS, ujar Gunung, bertujuan menutup kekurangan biaya operasional dan perawatan serta depresiasi stadion. Total biaya-biaya ini mencapai lebih dari Rp 200 miliar. Rinciannya adalah biaya depresiasi Rp150 miliar dan biaya operasi serta perawatan berkisar Rp 50-60 miliar.
Beberapa pembangunan yang masuk dalam rencana pengembangan kawasan JIS oleh Jakpro adalah area parkir, hotel bintang empat, permukiman, dan kantor bersama (co-working office). Dalam rapat dengan Komisi E, Gunung tak mendetailkan skema pembangunan atau keuntungan yang diperoleh dari pengembangan kawasan ini.
Baca selengkapnya di sini.