TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Vadim, pengemudi ojol yang tewas usai terjerat kabel di Palmerah, menyayangkan pernyataan Polisi yang menyebut korban lalai saat berkendara.
“Pihak kepolisian menerangkan kurangnya konsentrasi berkendara di media, itu sangat disayangkan. Kalau orang naik motor malam-malam, kan, fokus ke sinar, kabelnya hitam gak kelihatan,” kata Idi, kakak korban, saat ditemui Tempo di rumahnya, Jalan Kalisari VIII, Pekayon, Jakarta Timur, Jumat, 4 Agustus 2023.
Menurut Idi, sebelum polisi melontarkan pernyataan itu seharusnya mereka mengecek ke lokasi kecelakaan. Pasalnya di sana, kata dia, minim penerangan. “Harapan keluarga itu terserah pihak terkait, cuma jangan mengeluarkan statment yang kurang pas,” ucap dia.
Idi hakulyakin adiknya tidak mungkin ngebut saat berkendara. Pasalnya Vadim selalu menyiapkan diri dengan matang sebelum berkendara, termasuk memakai atribut lengkap. “Saya pastikan kalau adik saya itu safety, tertib, pakai sarung tangan, selalu terperinci helmnya, tertib,” ucap dia.
Vadim kecelakaan pada Jumat malam pukul 22.30 dan langsunng dibawa ke Rumah Sakit Pelni. Ia sempat koma sebelum wafat keesokan harinya, Sabtu, 29 Juli 2023 pukul 05.30 WIB.
Idi memperoleh informasi jika ada kabel tersebut terlebih dahulu tersangkut di badan truk yang berada di depan Vadim. “Jadi kabel itu ketarik. Bentangan semakin kuat. Lalu ngejepret ke belakang, pas kena leher almarhum,” tuturnya.
Hal itu membuat Vadim terpental jatuh dan kepalanya menghantam aspal. Menurut dia, ada darah yang keluar dari hidung, mulut, dan telinga adiknya. “Badan bagian luar tidak ada luka sama sekali. Jepretan kabel lebam hitam di leher. Luka parah di kepala istilahnya kayak gagar otak,” ujar Idi.
Hingga saat ini keluarga belum mencari siapa pemilik kabel itu. Namun, dia mendapat informasi kabel tersebut milik PT Telkom setelah membaca di media massa.
Keluarga Pilih Tutup Kasus Kecelakaan
Idi menuturkan keluarga sepakat untuk menutup kasus ini dan tidak membawa ke ranah hukum. Alasannya keluarga sudah ikhlas dan Vadim belum berkeluarga atau memiliki tanggungan.
Namun, keluarga berharap ada iktikad baik dari perusahaan pemilik kabel.
“Kalau ada niat baik datang ke keluarga sampaikan belasungkawa, ya, pintu keluarga terbuka,” tuturnya.
Suasana Duka Masih Terasa
Saat Tempo mengunjungi kediaman Vadim di Jalan Kalisari VIII, Gang Swadaya, RT. 08, RW. 08, Pekayon, Jakarta Timur, suasana duka masih terasa di sana. Tampak beberapa karangan bunga berjejer di parkiran. Pengirimnya PT Gojek Indonesia, Kerastase Indonesia, serta Nira dan Judha Allianz.
Vadim merupakan anak terakhir dari 7 bersaudara. Dia masih bujang dan ngekos di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Idi mengenang Vadim sebagai sosok yang mandiri. Adiknya sempat bekerja di dunia kuliner, tapi memilih menjadi driver ojek online. Alasannya jam kerja lebih fleksibel sehingga tetap bisa aktif main band dan di komunitas motor.
Pilihan Editor: PT Bali Towerindo Sebut Keluarga Sultan Rifat Minta Ganti Rugi Rp10 Miliar