TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Puskesmas Palmerah Jakarta Barat Syukur Pelianus mengatakan pasien infeksi saluran pernafasan (ISPA) tidak mengalami kenaikan signifikan meski kualitas udara sering tidak sehat. Menurutnya, naik turun pasien batuk, pilek dan ISPA sejauh ini masih dalam batas wajar.
“Kalau melihat data pasien dari Januari sampai bulan Juli kemarin tidak ada lonjakan ISPA di Kecamatan Palmerah, secara bulan ke bulan hanya variasi normal tidak ada lonjakan pasien,” kata Syukur ditemui Tempo di Puskesmas Palmerah, Selasa, 29 Agustus 2023.
Syukur menjelaskan jumlah pasien yang datang ke Puskesmas naik turun dalam batas wajar. “Misal pasien diare bulan sekarang 10, kemarin 11 dan bulan depan 9. Kecuali, sekarang 10 bulan depan 30. Artinya itu tidak signifikan,” tuturnya.
Menurutnya saat ini pasien yang berobat di Puskesmas masih seperti biasa. Dampak polusi udara Jakarta bisa dilihat dalam jangka panjang, misalnya beberapa tahun ke depan.
“Sebenarnya kalau diteliti 3, 4 tahun lagi apakah kanker paru meningkat tidak? Justru itu yang paling penting. Kalau jangka pendeknya tidak terlalu kelihatan,” tuturnya.
Data yang diperoleh Tempo, pasien ISPA dan pneumonia di Puskesmas Palmerah bulan Mei sampai Juli 2023:
1. Pasien ISPA balita 1 tahun sampai 5 tahun terjadi peningkatan bulan Mei ada 853, Juni 866 dan Juli 911 pasien.
2. Pasien ISPA usia 5 sampai 9 tahun terjadi penurunan yakni, bulan Mei 310, Juni 274 pasien dan Juli 266 pasien.
3. Pasien ISPA usia 9 tahun sampai 60 tahun pada bulan Mei sebanyak 2.212 pasien, Juni 2.088 pasien dan Juli 2.496 pasien.
4. Pasien ISPA usia lebih dari 60 tahun bulan Mei sebanyak 112, Juni 86 pasien dan Juli 70 pasien.
Data pasien berobat di Puskesmas Palmerah pneumonia usia 1 sampai 5 tahun bulan Mei 44 pasien, Juni 58 pasien dan Juli 46 pasien.
1. Pasien pneumonia usia 5 sampai 9 tahun bulan Mei tidak ada, Juni 1 pasien dan Juli 2 pasien.
2. Pasien usia 9 sampai 60 tahun bulan Mei sebanyak 3 pasien, Juni 15 pasien dan Juli 16 pasien.
3. Pasien usia lebih dari 60 tahun bulan Mei 2 pasien, Juni 2 pasien dan Juli tidak ada.
Tempo berupaya mencari data pasien sebelum isu polusi dan sebelum covid-19. Namun, belum ditemukan.
Dinas Kesehatan Sebut Polusi Udara Jakarta Belum Darurat
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Jakarta mencatat tren penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sekitar 146 ribu per bulan sepanjang tahun ini. Trennya memang naik dibandingkan saat pandemi namun tak lebih tinggi daripada 2018 dan 2019.
Itu sebabnya Dinas Kesehatan memandang situasi polusi udara atau memburuknya kualitas udara Jakarta saat ini belum tergolong darurat.
“Data kesakitan terhadap penyakit yang berhubungan dengan kualitas udara tidak sehat, yaitu ISPA, pneumonia, asma, dan lainnya, secara umum saya bisa sampaikan, untuk 2023, trennya tidak berbeda dengan jumlah kasus sebelum pandemi,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati pada 16 Agustus lalu.
Menurut Ani, angka kesakitan tidak mengalami perubahan signifikan, masih naik turun karena terpengaruh kondisi cuaca. "Tren ini biasanya di awal tahun tinggi, tetapi saat ini belum mengalami penurunan karena musim kemarau agak panjang," ujarnya.
Perubahan iklim mengakibatkan pola penyakit juga mengalami perubahan. Namun Ani memastikan, Dinkes DKI tetap memonitor jumlah dan pergerakan kasus yang masih relatif normal dan tidak ada peningkatan signifikan saat ini.
Untuk ISPA, kata Ani, Dinkes DKI sudah memiliki sistem pelaporan untuk melakukan pelaporan, membantu pemantauan dan mengetahui tren kasus penyakit menular ini yang bisa menjadi early warning system. "Sehingga kami bisa mempersiapkan langkah antisipasi dan pencegahan."
Menurutnya, dalam upaya mengendalikan dan mengantisipasi penyakit ISPA akibat kualitas udara tidak sehat, Dinas Kesehatan selalu menerapkan langkah preventif promotif. Salah satunya memberikan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat di berbagai tatanan, seperti sekolah, lingkungan permukiman, dan tempat kerja.
Pilihan Editor: Pemkot Unggah Kualitas Udara di Depok Kategori Baik, Tuai Sindiran dari Warganet