7 Program Usulan MRT Jakarta untuk Tekan Kemacetan
Setelah melakukan kajian, MRT melihat terdapat tujuh program yang bisa menekan kemacetan seperti menerapkan tarif angkutan umum yang fleksibel, menaikan tarif parkir, reroute bus feeder, mengembangan jalur pendestrian, penerapan jalan berbayar elektronik (ERP), perluasan skema ganjil genap, dan pembangunan park and ride di selatan Jakarta.
“Usulan ini sebenarnya kami hasilkan saat kami diminta meningkatkan penumpang MRT menjadi 150 ribu orang per hari pada 2020,” ujarnya. “Kami diminta untuk membuat kajian agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi publik.”
Tarif fleksibel untuk penumpang MRT, misalnya, telah diusulkan kepada pemerintah sebagai salah satu upaya agar sebagian pemilik kendaraan pribadi beralih menggunakan Ratangga. Terutama di luar jam sibuk pada pagi dan sore. Dengan adanya flesibilitas tarif tersebut, Effendi berharap jumlah penumpang MRT di luar jam sibuk bisa meningkat.
Pada Juli lalu, misalnya, jumlah rata-rata penumpang pada jam sibuk pagi (07.00-09.00) dan sore (17.00-19.00) mencapai 12 ribu sampai 15 ribu orang per jam. Sedangkan di luar jam sibuk tersebut hanya berkisar 2 ribu sampai 3 ribu orang.
Tarif Berlangganan
“MRT Jakarta juga ingin menawarkan tarif berlangganan (per bulan) untuk penumpang,” ucapnya. "Skema ini juga bisa digunakan untuk transportasi publik lainnya karena tujuannya untuk mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi publik."
Selain itu, berdasarkan kajian Universitas Indonesia pada 2019 lalu, penyesuaian tarif parkir juga bisa mengurangi volume kendaraan pribadi di Ibu Kota. Semakin tinggi tarif parkir yang dibebankan kepada pengendara pribadi, semakin tinggi juga potensi mereka beralih menggunakan transportasi publik.
“Jadi orang dipaksa. Kurangi lahan parkir di mal sekian persen juga membantu, dan mal juga senang bisa menpatkan area ritel baru,” ujarnya.
Selanjutnya MRT usul atur ulang rute Transjakarta Blok M-Kota...