Atur Ulang Rute Transjakarta Blok M-Kota
Kebijakan lain yang dianggap bisa meningkatkan jumlah pengguna angkutan umum adalah reroute feeder atau mengatur ulang sejumlah rute Transjakarta. Salah satu yang perlu diatur ulang adalah rute Transjakarta jurusan Blok M-Bundaran Hotel Indonesia, yang satu garis dengan jalur MRT. Menurut Effendi, jalur Transjakarta bisa memutar jalur lain untuk mengangkut penumpang di wilayah lain yang belum terakses dengan mass rapid transit tersebut.
“Karena kalau MRT tidak bisa dibelokkan, sedangkan bus kan masih bisa dibelokan dengan tujuan awal dan akhir yang sama tapi bisa menyapu penumpang di daerah lain,”ucapnya. “Kalau mau Jakarta gak macet memang harus kritis.”
Di sisi lainnya, pemerintah bisa mengembangkan jalur pendestrian dan mulai menerapkan ERP yang sebenarnya sudah ada sejak 2019. Cara lain yang efektif adalah menambah ruas jalan untuk penerapan skema plat nomor ganjil dan genap.
Menurut dia, kebijakan tersebut efektif untuk membantu menekan volume kendaraan yang masuk ke Jakarta. “Saat ini sudah dibantu Dinas Perhubungan dari awal delapan ruas jalan menjadi sekarang 25 ruas jalan,” katanya. “Kami juga mendorong pengembangan park and ride di Selatan Jakarta. Karena kalau membangun di Jakarta sudah mahal dan kemampuan kami juga terbatas,” ujarnya.
Effendi optimistis tujuh usulan tersebut mampu mengurai kemacetan di Ibu Kota, selain dari penambahan atau peningkatan jalan. Sebab, jumlah peningkatan kendaraan saat ini 400 kali lipat dibandingkan dengan laju penambahan jalan yang hanya 0,05 persen per tahun di Jakarta.
“Untuk menurunkan kemacetan dan polusi di Jakarta tidak bisa lagi dengan imbauan atau dibujuk, tapi dipaksa dengan kebijakan,” ucapnya. "Karena terbukti saat indeks kemaceatan DKI lebih baik pada 2022 lalu, emisi gas rumah kaca juga menurun 26 persen pada periode yang sama. Saat itu, Indeks kemacetan DKI Jakarta berada di urutan 29 jauh dibandingkan pada 2018 lalu."
Selanjutnya diskon tarif MRT Jakarta pada jam tertentu...