TEMPO.CO, Jakarta - Ibunda Imam Masykur (25 tahun), Fauziyah, menceritakan kejadian ketika anaknya yang menjadi korban penculikan anggota Paspampres menelepon. Kepada Fauziyah, Imam mengaku kesakitan dan meminta agar dicarikan uang Rp 50 juta.
"Saya yang langsung mendengar dari almarhum, korban yang menelepon, iya sudah ditangkap, minta tebusan Rp 50 juta. Dia dipukul keras, tak sanggup lagi menahan," kata Fauziyah di Kopi Johny, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa, 5 September 2023.
Hari ini, Fauziyah menemui pengacara kondang Hotman Paris untuk meminta bantuan hukum atas kasus penculikan dan penganiayaan hingga tewas yang menimpa Imam. Setelah ditelepon Imam, menurut Fauziyah, dirinya menghubungi kembali nomor sang anak.
Sambungan telepon kali ini rupanya menjadi momen terakhir Fauziyah mendengar suara Imam. Namun dalam kesempatan tersebut, Fauziyah juga berbicara langsung dengan pelaku penculikan.
"Katanya 'kalau ibu sayang anak, ibu kirim uang'," ujar dia kepada awak media menirukan ucapan si pelaku.
Dia menjawab bahwa akan mengusahakan untuk memberikan uang tebusan senilai Rp 50 juta sesuai permintaan pelaku. Fauziyah juga meminta pelaku untuk tak lagi memukul Imam.
Di tengah meminta belas kasihan, Fauziyah tetap diancam pelaku. Dia pun kebingungan bagaimana mendapatkan uang Rp 50 juta. "Saya orang miskin, jangankan Rp 50 juta, Rp 1 ribu pun enggak ada uang," ucapnya.
"Jawab si pelaku 'kalau enggak kirim uang, anak ibu dibunuh, dibuang ke sungai" lanjut Fauziyah menirukan ucapan pelaku.
Sebelumnya, Imam diculik dan dianiaya hingga tewas oleh anggota Paspampres, Prajurit Kepala Riswandi Malik alias Praka RM. Kejadian ini berlangsung di toko kosmetik Jalan Sandratek, RT 02/06, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan pada Sabtu, 12 Agustus 2023.
Para pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini adalah Praka Riswandi, Praka J, dan Praka HS. Selain itu, Polisi Militer Kodam Jaya atau Pomdam Jaya juga menetapkan satu tersangka yang adalah kakak ipar dari Praka Riswandi alias warga sipil.
NUR KHASANAH APRILIANI
Pilihan Editor: Tidak Bayar Parkir, Konsumen Alfamidi di Bintaro Dikeroyok