TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dari berhari-hari belakangan ini, kualitas udara Jakarta pada Minggu pagi ini, 10 September 2023, terukur tidak 'Tidak Sehat'. Data dari situs IQAir, pengukuran pukul 5, menunjukkan indeks kualitas udara Jakarta pada angka 108 atau termasuk 'Tidak Sehat Untuk Kelompok Sensitif'. Kualitas udara masih terjaga satu jam setelahnya dengan nilai indeks 107.
Dengan indeks itu, Jakarta pun melorot ke peringkat 8 polusi udara terburuk di antara kota-kota besar di dunia pada pagi ini. Jakarta lebih baik antara lain daripada Kuching (Malaysia), Wuhan (Cina), dan Hanoi (Vietnam).
Berdasarkan pengukuran dari jaringan 28 alat atau stasiun IQAir, konsentrasi polutan PM2,5 di Jakarta sebesar 38 mikrogram per meter kubik. Itu setara 7,6 kali lipat dari ambang WHO--jauh lebih kecil daripada sehari sebelumnya yang 16,5 kali lipat.
Kualitas udara Jakarta yang lebih baik pada pagi ini juga terlihat dari rincian hasil pengukuran stasiun-stasiun pemantauan yang digunakan. Hanya lima stasiun yang memberi nilai indeks 'Tidak Sehat' yakni Layar Permai PIK, Duitku PG Kebon Jeruk, Pantai Mutiara, Pasir Putih, dan Taman Resort Mediterania.
Beberapa lainnya yang biasanya juga 'merah' pagi ini memberi warna 'oranye'. Mereka seperti yang ada di Pulomas Kayu putih, Jimbaran 2 dan Jakarta GBK.
Sementara itu, berdasarkan hasil pengukuran jaringan stasiun milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, indeks kualitas udara Jakarta masih menunjukkan 'Tidak Sehat' di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Pengukuran per pukul 4 menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk polutan PM2,5.
Selebihnya di Kebon Jeruk Jakarta Barat, Jagakarsa Jakarta Selatan, Bundaran HI Jakarta Pusat, dan Kelapa Gading Jakarta Utara menunjuk indeks kualitas udara 'Sedang'.
Pilihan Editor: Cerita Kurir dari Lokasi Temuan Mayat Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Depok, Cium Bau Tak Sedap Sejak Agustus