TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Fraksi Partai NasDem Abdul Azis Muslim menyebut eks warga Kampung Bayam yang tinggal di pelataran Kampung Susun Bayam diduga mendapat intimidasi. Warga tidak diberikan akses penerangan dan air bersih
“Terlebih lagi musala yang ada ditutup secara sepihak dari pihak Jakpro agar warga tidak dapat menggunakan musala tersebut untuk menjalankan salat 5 waktu,” kata dia saat membacakan pandangan umum fraksi dikutip dari situs resmi NasDem Jakarta, Rabu, 13 September 2023.
Anggota Fraksi NasDem, Hasan Basri Umar, menyayangkan lambannya kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani relokasi warga yang tergusur demi Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) itu.
Hasan turut membenarkan apa yang disampaikan oleh koleganya jika eks warga Kampung Susun Bayam diintimidasi. Ia mengatakan mendapat laporan dugaan intimidasi tersebut saat berkunjung ke sana.
“Ada yang lampunya dimatikan, fasilitas air mereka juga dimatikan dan sampai tempat ibadah pun ditutup,” kata dilansir dari website resmi milik NasDem Jakarta, Sabtu, 16 September 2023.
Hasan Basri menuturkan ada 64 kepala keluarga (KK) yang bisa menempati Kampung Susun Bayam karena memiliki dokumen yang lengkap dan sudah disahkan oleh Jakpro. Namun, soal tarif sewa yang belum disepakati warga membuat mereka belum bisa memasuki Kampung Susun Bayam dan memilih tinggal di pelataran sebagai bentuk protes.
“Seharusnya pihak Jakpro dan pemerintah daerah merangkul dan mengajak mereka berbicara segera mungkin untuk menyelesaikan masalah relokasi ini untuk mencapai titik temu,” ujarnya.
Jika memang kebijakan dari Jakpro mengharuskan eks warga Kampung Bayam untuk menyewa, dia berharap harga yang diberikan tidak terlalu tinggi. Sebab, nantinya akan memberatkan masyarakat yang menyewa.
“Atau jika memang harus berlaku sistem tersebut mengapa pihak Jakpro tidak mencari lahan baru untuk tempat tinggal mereka, sehingga mereka bisa tinggal dengan layak dan nyaman,” katanya.
Hasan menuturkan permasalahan antara Jakpro dan eks warga Kampung Susun Bayam sebaiknya segera diselesaikan sebelum Piala Dunia U-17 yang dilaksanakan di JIS dimulai.
“Jangan sampai nanti timbul hal-hal yang tidak kita inginkan yang nantinya mengganggu jalannya acara, karena belum selesainya polemik warga Kampung Bayam ini,” katanya.
Tempo sudah menghubungi pihak Jakpro untuk meminta tanggapan. Namun pesan singkat yang dikirimkan ke Dirut dan Corporate Communication Jakpro belum dibalas
Pilihan Editor: Top 3 Metro: Peran Rekan Anggi Tersangka Pembajakan Paket Shopee, PSI DKI Ditinggal Kadernya