TEMPO.CO, Jakarta - Hasil autopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati mengungkap adanya enam luka tusuk pada dada bagian bawah CHR, 16 tahun, anak dari seorang perwira TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Luka-luka itu yang menyebabkannya meninggal karena kehabisan darah, bukan api kebakaran di Pos Spion Ujung Landasan 24 Lanud Halim di mana dia ditemukan di dalamnya pada Minggu malam lalu.
"Luka itu menyebabkan pendarahan di rongga perut," kata Kepala RS Polri Brigjen Hariyanto saat memberikan keterangan pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu 27 September 2023.
Menurut Hariyanto, luka tusuk senjata tajam itu yang mengakibatkan CHR mengalami pendarahan berat, hingga akhirnya meninggal. Kedalaman luka tusuk itu ada yang lebih dari enam sentimeter, lebar sampai 3 cm.
"Ini tertusuk," kata dia sambil menambahkan, "Penyebab kematian karena luka tusuk."
Berdasarkan hasil autopsi, Hariyanto menjelaskan, CHR menderita luka bakar hingga 91 persen. Tapi, CHR diduga masih hidup saat terbakar. Ini karena terdapat jelaga atau butiran arang halus pada rongga pernapasan yang menunjukkan dia menghirupnya.
Pos yang menjadi lokasi penemuan jasad anak Pamen TNI AU di kawasan Lanud Halim Perdanakusumah. Foto: Istimewa
Sedang luka tusuk ditemukan tiga di sebelah kiri badan dan tiga di kanan. Yang sebelah kanan disebutnya mengenai pembuluh darah di perut sehingga banyak pendarahan di rongga perut.
Hariyanto menerangkan, autopsi tak sampai menentukan apakah luka tusuk itu akibat penganiayaan atau bukan. RS Polri hanya menyerahkan dokumen hasil autopsi kepada penyidik sebagai alat bukti, sehingga nanti penyidik yang memutuskan ada atau tidaknya unsur penganiayaan (pidana).
Pilihan Editor: Polisi Tangkap Sipir Penjara Cipinang Karena Narkoba, Sipir Jadi Kaki Tangan Narapidana?