TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengingatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) supaya tidak mencari-cari jabatan. Dalam wejangannya, Heru minta ASN tidak mencari dukungan dari pejabat di lingkungan Pemprov DKI mapun di luar pemerintah daerah DKI hanya untuk menduduki jabatan struktur tertentu.
Hal itu disampaikan Heru Budi pada pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan administrator dan jabatan pengawas di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yang diisi oleh ASN Eselon III dan IV. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 3 sampai dengan 5 September 2023.
Wejangan tersebut disampaikan Kepala Sekretariat Presiden itu bukan tanpa alasan. “ASN itu kan memang akhir dari sebuah pekerjaan tentunya kalau berprestasi mengharapkan promosi. Nah, promosi itu bukan cari jabatan,” kata Heru Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 6 Oktober 2023.
Heru mengatakan, promosi jabatan merupakan hak pegawai yang harus diperhatikan. “Tapi ya mereka harus bekerja dengan baik sesuai tupoksi dan sesuai KPI (Key Performance Indicator)-nya,” ujarnya.
Pada hari terakhir kegiatan tersebut, Heru Budi mengungkapkan kekesalnnya yang selalu menerima pesan WhatsApp (WA) berisi permeminta bantuan untuk mengangkat ASN ke golongan dan jabatan tertentu.
“Saya paling sebel kalau mendapatkan WA. WA apa? ‘Tolong si A dibantu jadi Eselon II, si A jadi Eselon III’. Ya silakan saja, saya kasih tes. ‘Tolong dipindah dia dari kepala bagian ke kepala bagian’. Nanti ngedumel nggak naik,” katanya.
Eks Wali Kota Jakarta Utara itu pun menekankan kepada para pejabat Eselon III dan IV yang baru dilantik tersebut untuk selalu bersyukur atas pencapaian yang telah diraih. Dia mengingatkan bahwa untuk mencapai kesuksesan harus melalui proses dan perjuangan.
ASN DKI Harus Bersyukur Tidak Berpikir ke IKN
“Kelebihan kita semuanya, kelebihan Bapak-Bapak, Ibu-Ibu di ruangan ini adalah tidak memikirkan ke IKN. Ya kan? Udah begitu kurang bersyukur juga. Masih kayak gasing terus, pagi muter cari cantolan, sore cari cantolan. Kalau buka WA saya itu penuh (pesan berisi minta jabatan),” kata Heru.
Heru Budi pun menceritakan pengalamannya pada saat menjadi PNS DKI. “Saya di DKI tidak punya siapa-siapa. Karena saya tidak punya siapa-siapa, saya bekerja dengan benar. Pemikirannya itu harus berbeda. Kalau Anda berpikir punya siapa-siapa, ya kayak gitu nyantol aja kerjanya, kerja nggak beres,” ucapnya.
Dalam pengalamannya itu, Heru mengatakan dirinya tidak memiliki kenalan maupun keluarga yang menjadi pejabat DKI di Balai Kota, sementara PNS yang lulus di DKI pada waktu itu berasal dari keluarga pejabat dan ditempatkan di posisi yang bagus.
“Saya masuk 1993-1994, 50 orang ke Jakarta Utara, salah satunya saya. Begitu saya lihat namanya keponakannya pejabat si A, adiknya, tantenya, om nya, semuanya di tempat yang bagus karena Om nya pejabat di Balai Kota ditaruh di bagian perekonomian, karena tantenya di Biro Keuangan DKI ditaruh di bagian keuangan,” katanya.
Heru Budi mengungkapkan pengalaman tidak menyenangkan yang dialaminya ketika menjadi PNS di DKI Jakarta. Namun, dia berhasil melaluinya karena memiliki kemampuan (skill) di bidang IT bahkan pada zaman itu dirinya telah menggunakan laptop miliknya sendiri.
“Saya dari 50 orang itu, saya satu-satunya tidak ditempatkan di mana-mana. Saya ditaruh di kepegawaian dan tidak ada kursi tapi saya punya kemampuan sebelum saya masuk PNS, saya di swasta tiga tahun,” kata Heru Budi.
Pilihan Editor: Heru Budi Mengaku Dapat Pesan dari ASN Minta Jabatan di Pemprov DKI