TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan Ziarah Nasional pada 10 November 2023. Mereka tiba di Taman Makam Pahlawan atau TMP Kalibata pukul 08.00 WIB. Upacara dimulai dengan laporan komandan upacara Kolonel Penerbang Puguh Yulianto yang dilanjutkan dengan acara penghormatan kepada arwah pahlawan. Selain itu, untuk memperingati Pertempuran Surabaya 10 November 1945, dibunyikan sirene dan ditutup dengan mengheningkan cipta.
Mengacu setkab.go.id, setelah itu, Jokowi meletakkan karangan bunga diikuti pembacaan doa bagi arwah pahlawan yang dipimpin Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Usai upacara, Jokowi bersama Ma’ruf Amin melakukan tabur bunga didampingi beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala Lembaga Tinggi Negara, Panglima TNI, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala Staf Angkatan.
TMP Kalibata
TMP Kalibata berlokasi di Jalan Taman Pahlawan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pemakaman ini didirikan untuk tempat peristirahatan terakhir para pahlawan nasional. Selain itu, pemakaman ini juga dapat digunakan untuk warga sipil yang dinilai sebagai pahlawan sesuai Keputusan Presiden atau memiliki tanda kehormatan bintang Republik Indonesia, bintang Mahaputera, bintang Gerilya, dan sejenisnya.
Berdasarkan ui.ac.id, awalnya, TMP di Jakarta berlokasi di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Namun, pada era 1950-an, Ancol masih sangat sepi, belum berkembang, dan dipenuhi rawa serta semak belukar. Akibatnya, berdasarkan pertimbangan rencana perkembangan kota, TMP Ancol dipindahkan ke lahan baru seluas 5 hektare di Jakarta Selatan, Kalibata. Rumah peristirahatan terakhir pahlawan nasional Indonesia yang baru itu adalah buah karya kolaborasi antara arsitek Indonesia dan kontraktor Belanda, dengan bantuan TNI.
TMP Kalibata mulai didirikan pada 1953. Rumah terakhir pahlawan nasional ini dirancang oleh arsitek Indonesia, Friedrich Silaban bersama kontraktor Belanda, Algemeen Ingenieur Architectenbureau dengan bantuan Dinas Bangunan TNI Sub Direktorium. Kerja sama tersebut terjalin sampai Soekarno mengeluarkan kebijakan nasionalisasi perusahaan asing pada 1957 untuk melengkapi kebutuhan pembangunan, seperti dilansir arsitekturindonesia.org.
Rancangan Silaban untuk TMP Kalibata hampir sama dengan TMP Ancol. Tiga elemen utama yang dominan pada proyek tersebut, yaitu gapura, koridor pengarah, dan bangunan beratap perisai. TMP Kalibata juga memiliki lima balok tinggi yang menggambarkan lima sila Pancasila.
Lalu, pada 10 November 1954, bertepatan Hari Pahlawan, TMP Kalibata diresmikan oleh Presiden Indonesia kala itu, Sukarno. Sebelum peresmian, pada 5 November 1954, terdapat jenazah pahlawan nasional pertama yang dikebumikan, yaitu Agus Salim. Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di Rumah Sakit Umum Jakarta pukul 14.42 WIB. Mantan Menlu dan pimpinan Sarekat Islam itu pahlawan pertama dimakamkan di TMP Kalibata.
Kemudian pada 1974, TMP Kalibata diperluas sampai 25 hektare sesuai persetujuan Presiden Soeharto. Pada 6 April 1976, status pemakaman ini menjadi Taman Makam Pahlawan Nasional. Barulah, pada 2009, pemakaman ini berubah lagi statusnya menjadi Taman Makam Pahlawan Nasional Utama.
Menurut kemensos.go.id, pada 2018-2020, TMP Kalibata ini diperluas kembali areanya karena lahan makam hanya tersisa sedikit. Perluasan ini dilakukan agar memberikan tambahan daya tampung sampai 26 tahun ke depan.
Pilihan Editor: Ayah Ira Wibowo dan Ari Wibowo Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Ini Syarat dapat Dikuburkan di TMP Kalibata