TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2024, Dinas Kesehatan DKI Jakarta minta masyarakat waspada potensi demam berdarah dengue (DBD). Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama jumlah kasus DBD meningkat drastis pada musim hujan.
“Berkaca dari kejadian DBD di Jakarta yang mencapai puncaknya, 600 pasien pada 2022. Jangan sampai terulang kembali,” kata Ngabila Salama di sebuah diskusi online, Jumat, 17 November 2023, seperti dilansir Antara.
Pada musim hujan, pasien DBD bisa mencapai 600 orang, sedangkan pada musim kemarau rata-rata antara 150-200 orang.
Menurut Ngabila, kelompok produktif yang paling berisiko terkena DBD karena mereka harus pulang pergi ke tempat kerja dan beraktivitas di luar ruangan.
“Yang berisiko memang aktivitas dan mobilitasnya tinggi, biasanya usia 20 sampai 50. Jadi semakin sering berada di rumah, kemungkinan terinfeksinya lebih rendah,” ujarnya.
Genangan air di tempat publik menjadi area sarang nyamuk yang jarang dijangkau langkah 3M Plus. Langkah 3M Plus ini adalah menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, inang virus DBD. Poin Plusnya adalah menanam tanaman penangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik dan memberikan larvasida pada penampungan air yang sulit dikuras.
Terdapat sejumlah kelompok yang paling berisiko menghadapi potensi kematian akibat DBD, yaitu balita umur nol hingga balita, ibu hamil dan menyusui, lansia, serta komorbid. “Imunnya rendah, tidak seoptimal orang normal, artinya bisa terjadi kondisi imunodefisiensi,” ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan DBD pada puncak musim hujan, Kemenkes telah menebar jentik nyamuk dengan bakteri Wolbachia di lima kota endemis dengue di Indonesia sejak awal 2023. Penyebaran jentik nyamuk berbakteri Wolbachia dilakukan di 47.251 titik di Kota Semarang, 20.513 titik di Kota Bandung, 18.761 titik di Kota Jakarta Barat, 9.751 titik di Kota Kupang, dan 4.917 titik di Kota Bontang.
Pilihan Editor: Kasus Cacar Monyet di Jakarta Bertambah Lagi, Kini Total 37 Kasus