TEMPO.CO, Jakarta - Potensi banjir rob menghantui pesisir Jakarta beberapa hari terakhir. Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa fenomena fase Bulan Perigee.
Berkenaan dengan itu Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Michael O. Sitanggang menyebut bahwa sejak 26 November lalu, ketinggian permukaan laut mencapai 5-10 cm lebih tinggi daripada daratan.
"Untuk hari ini masih terpantau aman," kata Michael saat dalam pesan tertulisnya kepada TEMPO, Kamis, 30 November 2023.
Saat ditanya soal penyebab kenaikan permukaan air laut di pesisir Jakarta itu, Michael menjelaskan bahwa itu merupakan dampak dari fenomena alam. "Adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan purnama di mana mempengaruhi dinamika atmosfer pesisir di wilayah utara Jakarta," tuturnya.
Fase Bulan Perigee sendiri merupakan kondisi di mana jarak bulan dengan bumi mencapai titik yang terdekat. Menurut BMKG, fenomena ini dapat meningkatkan ketinggian pasang air laut dari 6 November hingga 2 Desember mendatang.
Secara detail, Michael menyebut bahwa Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara merupakan lokasi yang paling terdampak akibat fenomena ini. "Sempat naik ke daratan namun cepat untuk surut," ujarnya.
Lebih lanjut, Michael mengingatkan bahwa kini proses pembangunan tanggul untuk mencegah banjir rob masih dalam proses penyelesaian. Tanggul itu sendiri, jelas Michael, sebagian merupakan tanggung jawab Pemprov DKI dan sebagian lainnya merupakan kewenangan Kementerian PUPR.
"Ketika ada fenomena bulan seperti saat sekarang masih akan ada kemungkinan rob melanda di kawasan pesisir utara Jakarta," jelasnya.
Pilihan Editor: Kebon Pala Masih Banjir Meski Ada Sodetan Ciliwung, Ini Respons Warga Setempat