TEMPO.CO, Jakarta - Polri akan menghubungi kepolisian Timor Leste untuk mengungkap jaringan sindikat curanmor (pencurian kendaraan bermotor) yang melibatkan anggota TNI AD. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Wira Satya Triputra mengatakan, komunikasi akan dilakukan melalui Divisi Hubungan Internasional Polri.
"Untuk melakukan koordinasi nanti dengan kepolisian Timor Leste, apakah nanti bisa menjangkau ke sana," ucap Wira saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Rabu, 10 Januari 2024.
Komunikasi dilakukan karena pelaku curanmor berinisial M dan Eko Irianto menjual hasil curian ke negara tersebut. Mereka mengirim mobil dan sepeda motor yang dikemas kontainer dari gudang yang sudah mereka sewa di Sidoarjo, Jawa Timur.
Pengiriman dilakukan dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menuju Dili Port, Timor Leste. Wira Satya menyebut dua tersangka mengenal empat orang warga negara Timor Leste yang akan menampung dan membeli dagangan mereka.
"Tersangka ini menjualnya di Timor Leste dengan mereka mengenal para pembeli di sana melalui akun Facebook," tuturnya.
Sebelum pengiriman, kendaraan hasil curian ditampung di Gudang Pengembalian Akhir Pusat Zeni TNI Angkatan Darat (Gudbalkir Puziad), Jalan Buduran 8, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Prajurit yang diduga terlibat antara lain Mayor Bagus Pudjo Rahardjo, Kopral Dua Adi Saputra, dan Prajurit Kepala Jazuli.
Gudang itu disewa seharga Rp 2 juta per kontainer atau per bulannya mencapai Rp 20-30 juta. Sedangkan aksi curanmor serta penadahan ini dilakukan sejak 2022.
"Pengiriman tersebut biasanya dilakukan bisa sebulan sekali atau dua bulan sekali, tergantung dari berapa besar kendaraan yang sudah bisa ditampung," kata Wira Satya.
Penanganan tersangka sipil dilakukan oleh Subdirektorat Kendaraan Bermotor Direltorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Sedangkan tiga prajurit ditangani oleh Polisi Militer Komando Daerah Militer V Brawijaya.
Pilihan Editor: Gudang TNI AD yang Tampung Hasil Curanmor Disewa Rp 30 Juta per Bulan