TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Koperasi Akuarium Bangkit Mandiri Dharma Diani menjelaskan tidak ada aliran dana dari luar untuk baliho Anies Baswedan-Cak Imin (AMIN) yang terpasang di bangunan utama Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu, 6 Januari 2024 lalu. “Ini iuran warga, mereka inisiatif dan antusias banget dukung Pak Anies,” ujar Dharma saat dihubungi via WhatsApp pada Senin, 15 Januari 2024.
Menurut pengakuannya, tidak ada dana dari partai yang menyokong mereka apalagi dari Tim Kemenangan Nasional (TKN) AMIN. “Boro-boro ngasih banner, kayaknya kebanyakan kerjanya itu gratisan, enggak punya modal, setahu saya ya,” ucapnya.
Hal itu dikonfirmasi oleh salah satu juru bicara AMIN, Usamah Abdul Aziz. Ia mengklaim tidak ada logo partai di APK tersebut sehingga tidak ada dana partai yang diberikan. “Logikanya begitu, dan setahu saya memang tidak dari partai maupun TKN,” ucapnya melalui pesan singkat di WhatsApp pada Sabtu, 13 Januari 2024.
Dharma berujar dana itu berasal penuh dari iuran warga. Warga bekas gusuran era pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu telah lama mengumpulkan dana sosial untuk membantu Anies menjadi presiden. “Waktu itu kita kumpulin dapet Rp 3,8 juta ternyata warga ada yang ngasih lagi, ngasih lagi,” kata dia.
Dana itu juga sempat digunakan untuk biaya mendukung Anies saat dia mendeklarasikan pencalonan dirinya sebagai presiden. Saat itu, warga datang menggunakan mobil dan odong-odong untuk mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang mendaftar sebagai calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum atau KPU, Jakarta Pusat pada Kamis, 19 Oktober 2023. “Tanpa satu rupiah pun, kami tidak dibantu,” tegasnya.
Beberapa waktu berlalu hingga dana yang terkumpul mencapai sekitar Rp 6,8 juta. Dana itulah yang mereka gunakan untuk membuat 8 lembar spanduk dengan ukuran 6 meter, lalu 10 spanduk yang dipasang di pagar-pagar, dan 2 baliho yang lebih besar. Mereka juga menggunakannya untuk membeli peralatan pasang seperti kayu, besi, paku, dan sebagainya. Sedangkan konsumsi untuk pemasangan, murni dari bantuan warga tidak termasuk dana di atas.
Dharma bercerita bahwa iuran secara sukarela seperti itu sudah lama mereka lakukan. “Jangankan sekarang untuk banner sama spanduk-spanduk itu. Waktu perpisahan dengan pak Anies (sebagai Gubernur DKI) di Balai Kota, warga inisiatif bikin nasi tumpeng, bikin kue-kue, sewa mobil datang ke balai kota,” kata dia.
Hal itu mereka lakukan sebagai bentuk rasa terimakasih mereka kepada Anies yang memperjuangkan mereka usai digusur. “Mengembalikan orang gusuran itu enggak mudah, sudah dikasih rumah, sudah dikasih identitas, dibentuk RT itu luar biasa. Jadi apa yang kami lakukan sekarang itu enggak ada apa-apanya,” ucapnya.
Sebelumnya, warga memasang spanduk dan baliho AMIN di kawasan Kampung Susun Akuarium. KPU DKI menyebut bahwa lokasi itu merupakan salah satu tempat yang dilarang pemasangan alat peraga kampanye politik.
Tak lama setelah itu, Bawaslu Jakarta Utara bersama Panwascam Penjaringan mengingatkan warga soal pelarangan itu. Warga Kampung Susun Akuarium pun akhirnya secara suka rela menurunkan spanduk dan baliho yang dipasang di dinding dan pagar.
Pilihan Editor: Baliho AMIN Terpasang Lagi di Kampung Susun Akuarium, Warga: Kami Punya Hak Politik yang Sama