TEMPO.CO, Jakarta - Dokter forensik masih menelusuri penyebab kematian perempuan di kasus mayat dalam kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigadir Jenderal Hariyanto menuturkan, ada tiga hal yang diperiksa untuk menelusuri berbagai kemungkinan kematian korban.
"Masih ditindak lanjuti kemungkinan penyebab lain dengan toksikologi, histopatologi, dan DNA (Deoxyribonucleic Acid)," katanya saat dihubungi, Sabtu, 20 Januari 2024.
Pemeriksaan awal, kata Hariyanto, tidak ditemukan luka atau tanda-tanda kekerasan pada mayat. Fisik korban juga telah membusuk dan terjadi mumifikasi.
Sampai hari ini korban, yang ditemukan pada Selasa, 16 Januari 2024, belum teridentifikasi.
Untuk pemeriksaan sidik jari mayat perempuan itu, RS Polri melibatkan tim Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System).
"Sidik siapa sebenarnya mayat tersebut, latar belakang, dan permasalahannya," ucap kepala RS Polri tersebut.
Hariyanto mengatakan penyidik memerlukan waktu untuk mengungkap penemuan mayat ini. Alasannya kasus ini melibatkan pemeriksaan mulai dari TKP (Tempat Kejadian Perkara) asal kontainer, situasi perjalanan, hingga kontainer mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pelabuhan Tanjung Priok Inspektur Polisi Satu I Gusti Ngurah Putu Krisnha Narayana mengatakan, korban diduga mengalami kekurangan oksigen sebelum tewas. Tetapi penyebab korban berada di dalam kontainer belum terungkap.
Posisi kontainer diketahui sempat transit di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada 1 Januari 2024. "Namun ini masih kita telusuri terus untuk tracking ke belakang," ujar Ngurah saat dihubungi, Kamis, 18 Januari 2024.
Mayat dalam kontainer ini berusia sekitar 50 hingga 55 tahun. Ngurah menyebut usia kematian korban antara dua hingga 10 minggu.
Ciri-ciri fisiknya rambut keriting, tubuh yang membusuk sudah berwarna hitam kecoklatan. Mayat tidak mengenakan baju, tapi memakai celana pendek.
Di samping tubuh korban terdapat tas gambar boneka beruang, dua kaus, satu celana dalam warna biru muda, satu botol air mineral, satu kantong plastik berisi gula pasir, satu sarung motif garis berwarna ungu dan hitam, serta uang pecahan Rp 5 ribu.
"Sampai saat ini kami terus berupaya untuk melakukan penyelidikan identitas dan penyebab kematiannya," tutur Ngurah.
Mayat perempuan dalam kontainer itu awalnya ditemukan oleh pekerja di lapangan penumpukan perca Pelabuhan Tanjung Priok PT SPIL. Pada saat itu, pukul 09.00 sedang dilakukan muat barang ke satu kontainer berukuran 20 kaki warna hijau. Bau busuk tercium dari dalam kontainer yang tidak dikunci itu. Saat dibuka, ternyata ada satu mayat perempuan yang tergeletak.
Pilihan Editor: Khofifah Dukung Prabowo-Gibran, Ini Kata Sejumlah Jemaah Muslimat NU