Kronologi Bentrokan Warga Tangerang dan Debt Collector
Juru Bicara Polres Tangsel AKP Wendi Afrianto mengatakan kejadian itu diawali atas kedatangan warga yang hendak mediasi setelah kendaraannya ditarik.
Pemasangan garis polisi di kantor debt collector di Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, buntut bentrokan dengan warga setempat pada Kamis malam 25 Januari 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
"Awal mula kejadian diakibatkan adanya penarikan motor milik warga oleh DC. Selanjutnya pukul 16.30 WIB Ketua RT Sdr H dan beberapa warga datang ke kantor DC bermaksud ingin memediasikan dan membayar denda cicilan namun terjadi percekcokan yang berujung pengeroyokan dan mengakibatkan Sdr H mengalami luka goresan senjata tajam," kata Wendi pada TEMPO, Minggu 28 Januari 2024.
Setelah H terkena goresan senjata tajam saat mediasi, warga kemudian menyebar informasi tersebut ke grup Whats App lingkungan. Warga lain geram karena pihak debt collector menggunakan kekerasan dalam mediasi.
"Akibat kejadian tersebut, Sdr. H memberitahukan kejadian tersebut di grup WA Kp Cibogo sehingga para warga masyarakat berdatangan dengan massa mencapai 500 orang dan melakukan pelemparan ke kantor DC yang di dalamnya kurang lebih ada 30 orang diduga DC," kata dia.
Untuk mencegah bentrokan berlanjut, Kapolres Tangsel bersama personel Polres Tangsel dan Dalmas Polda Metro Jaya turun ke lokasi. Mereka menghalau masa agar tidak anarkis.
"Kemudian semua orang di kantor DC dievakuasi berikut motor-motor yang terparkir di depan kantor DC dengan menggunakan bus dan Truk Polres Tangsel," ujarnya.
Kapolres Tangsel AKBP Ibnu Bagus Santoso telah mengumpulkan para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, Pemkab Tangerang, dan perwakilan dari pihak leasing untuk duduk bareng. Hal itu dilakukan agar kejadian serupa tidak lagi terulang.
"Selain itu pihak Polres Tangerang Selatan melalui Satreskrim dan Satintelkam akan memberikan edukasi kepada pihak leasing agar penarikan kendaraan langsung dibawa ke kantor leasing sehingga tidak berkumpul di sekretariat pihak ke 3," kata dia.
Soal kepemilikan senjata tajam yang disita petugas dari dalam kantor debt collector itu, Wendi enggan membeberkan. Dirinya juga tidak merespon saat ditanyakan ihwal berapa orang yang sudah diperiksa atas kejadian ini. "Masih didalami untuk pemeriksaan," ujarnya.
MUHAMMAD IQBAL
Pilihan Editor: WNA Amerika Serikat Diusir karena Mengemis di Bali, Dideportasi dengan Biaya Konsulat