Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

image-gnews
M.Sobur, terpidana 12 tahun penjara kasus UU Perlindungan Anak. Foto: istimewa
M.Sobur, terpidana 12 tahun penjara kasus UU Perlindungan Anak. Foto: istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi pesan Telegram. Di sebuah ruangan di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Shobur menjelaskan jaringan yang dibuatnya hingga anggotanya berasal dari berbagai negara.

Shobur mengaku membuat beberapa grup di Telegram, salah satunya bernama Mr. Po Generation Discussion. Nama itu diambil dari identitas samarannya di dunia maya: Mr. Po. Jumlah anggotanya mencapai 30 orang. “Untuk bergabung ke dalam grup, anggota harus membayar Rp 150 ribu,” ujar Shobur dikutip dari Majalah Tempo Edisi 18-24 Maret 2024.

Shobur khusus membentuk grup ini untuk memberi tutorial membuat dan menjadi pengarah gaya video cabul anak. Ia juga mengajarkan cara mendekati dan merekrut anak-anak yang akan menjadi pemeran video. Anggotanya berasal dari berbagai negara. “Mereka menjadi murid saya,” ucap Shobur.

Tiga anggota Mr. Po Generation Discussion menjadi kru Shobur untuk membuat video mesum. Mereka adalah pria berinisial T yang bertugas sebagai kameramen; lalu I yang berperan merekrut anak-anak; dan J sebagai editor video. Sedangkan 27 anggota grup lainnya diduga memproduksi video sendiri. 

Di grup itu Shobur juga menjadi perantara untuk menjual konten video yang dibuat oleh anggota grup kepada jaringan pembeli dari negara lain. Salah satu yang menjadi anggota diperkirakan Handiki Setiawan, terdakwa kasus pornografi anak yang ditangani Kepolisian Resor Kota Bandara Soekarno-Hatta.

Sebelumnya, Shobur membuat grup Telegram Mr. Po Generation. Ia mendapat inspirasi menjual video cabul setelah menjadi anggota grup Telegram bernama Porn 69 sejak 2019. Mulanya, pria berusia 29 tahun itu hanya mengunggah video dewasa yang diperoleh dari grup Porn 69 ke Mr. Po Generation. 

Beberapa bulan berjalan, ia mulai memproduksi dan menjual video pornografi yang diperankan anak laki-laki dengan pria dewasa. Shobur pertama kali menjual video pornografi anak kepada seorang pedofil yang berdomisili di Eropa. 

Meski hanya tamatan sekolah menengah atas, Shobur alias Mr. Po tak kesulitan berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Caranya, ia memanfaatkan situs penerjemah bahasa Google Translate. Bayarannya dikirim melalui aplikasi pembayaran daring. “Satu video dibayar US$ 250,” kata Shobur.

Shobur tengah mendekam di terungku setelah divonis 12 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Depok pada 2021. Ia terbukti mencabuli dan membuat video porno yang diperankan anak laki-laki. Seluruh video dijual lewat grup Mr. Po Generation. Saat mengelola grup itu, ia sudah membuat 10 video cabul anak laki-laki. Jumlah korbannya mencapai tiga orang. “Video itu dijual ke Amerika Serikat, Inggris, dan Yunani,” katanya.

Nama Shobur disebut dalam berita acara tersangka Handiki Setiawan. Handiki ditangkap Polresta Bandara Soekarno Hatta pada Agustus 2023 lalu. Kini Handiki bersama empat tersangka lainnya yakni Muhammad Ammar Abdurrahman, Asep Hermansyah, Nizar Zairin, dan Kevin Ramli sudah menjadi terdakwa dan sedang dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Polres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Roberto Pasaribu mengatakan jaringan Handiki melayani pemesanan adegan yang diinginkan para pembeli. Mereka juga menggunakan kode khusus misalnya “VGK” untuk membuat “video gay kids”, “10YO” untuk kode video yang diperankan anak berusia sepuluh tahun (ten years old), atau “candy” dan “Loly”.

Roberto meyakini  jaringan Handiki hanya bagian kecil produsen pornografi anak di Indonesia. Menurut dia kasus pornografi anak ibarat rantai yang tak pernah putus karena banyak yang belum terungkap dan ditangkap. “Kondisinya memang sudah gawat dan mengerikan,” ujar Roberto. 

Awal terbongkarnya kasus ini bermula dari Kapolres Bandara Komisaris Besar Roberto Pasaribu yang mendapat informasi pertama dari FBI VCACT atau Satgas Pencegahan Kekerasan Seksual Anak di Amerika Serikat. Lembaga itu menemukan hardisk yang isinya ribuan CSAM atau pornografi anak

Berikutnya atas kerjasama dengan FBI, Polres Bandara Soekarno-Hatta memulai penyelidikan dengan laporan model  A, yaitu laporan pengaduan oleh anggota Polri pada Agustus 2023, yang dilanjutkan dengan pengembangan kasus itu. Akhirnya penyidik berhasil mengurai korban dan mendalami apa modus para tersangka.

Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Kompol Reza Pahlevi menuturkan, pihak FBI juga menginformasikan telah menangkap Warga Negara Amerika di salah satu negara bagian, terkait video itu. “Ada tiga orang,” kata Reza.

Laporan lengkap soal penelusuran pornografi anak bisa dibaca di Majalah Tempo di sini

AYU CIPTA

Pilihan Editor: Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB Ungkap Sindikat Kejahatan di Asia Tenggara Gunakan Aplikasi Telegram

2 hari lalu

Logo Telegram. REUTERS/Dado Ruvic
PBB Ungkap Sindikat Kejahatan di Asia Tenggara Gunakan Aplikasi Telegram

Badan PBB, UNODC, merilis laporan soal jaringan kriminal di Asia Tenggara menggunakan Telegram untuk menjalankan aktivitas kejahatannya.


Pengacara Korban Sebut Video Porno Sean 'Diddy' Combs dengan Bintang Hollywood Bocor

7 hari lalu

Sketsa persidangan Sean
Pengacara Korban Sebut Video Porno Sean 'Diddy' Combs dengan Bintang Hollywood Bocor

Seorang pengacara korban Sean 'Diddy' Combs mengungkap adanya video porno yang tersebar, melibatkan bintang besar di Hollywood.


Cara Login Telegram di HP dan Komputer dengan Mudah

15 hari lalu

Ilustrasi Telegram. freepik.com
Cara Login Telegram di HP dan Komputer dengan Mudah

Sebagai pengguna Telegram, Anda perlu tahu cara login Telegram di HP dan komputer. Anda bisa menggunakan nomor telepon dan kode QR.


Kecanduan Film Porno dan Dampaknya pada Kesehatan Mental dan Hubungan

17 hari lalu

Ilustrasi menonton film panas atau dewasa. Pixabay
Kecanduan Film Porno dan Dampaknya pada Kesehatan Mental dan Hubungan

Terbiasa menonton film porno akan mengakibatkan kecanduan. Berikut dampak buruk kebiasaan menonton film porno yang patut diwaspadai.


Takut Mata-mata, Pejabat Negara di Ukraina Tak Boleh Pakai Telegram

20 hari lalu

Logo Telegram. REUTERS/Dado Ruvic
Takut Mata-mata, Pejabat Negara di Ukraina Tak Boleh Pakai Telegram

Larangan diterbitkan karena diduga Rusia bisa memata-matai pesan-pesan yang dikirimkan dan identitas pengguna Telegram.


6 Tips Temukan Sebuah Video Deepfake atau Bangkitan AI

26 hari lalu

Disney mengembangkan sistem face swap deepfake untuk industri film. Kredit: Disney Research
6 Tips Temukan Sebuah Video Deepfake atau Bangkitan AI

Sejumlah teknik untuk bisa identifikasi gambar palsu bangkitan AI bisa diplikasikan ke video deepfake. Diyakini lebih mudah.


Imbas Pavel Durov Ditangkap, Telegram Ubah Kebijakan Private Chat?

30 hari lalu

Ilustrasi Telegram. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Imbas Pavel Durov Ditangkap, Telegram Ubah Kebijakan Private Chat?

Setelah ditangkapnya Pavel Durov, Telegram berusaha memberbaiki private chat untuk mengontimalkam usaha mereka.


Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

31 hari lalu

Ilustrasi anak makan sambil bermain gadget. Kuali.com
Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

Pemerintah Australia akan memperkenalkan undang-undang yang melarang anak-anak menggunakan platform media sosial.


CEO Telegram Pavel Durov Diciduk di Prancis, Bagaimana Update Kasusnya?

31 hari lalu

Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov. REUTERS/Albert Gea
CEO Telegram Pavel Durov Diciduk di Prancis, Bagaimana Update Kasusnya?

Pavel Durov, bos Telegram, mengeluarkan pernyataannya soal penanggkapan yang dialaminya saat berada di Prancis.


Banyak Anak Terpapar Pornografi, Tim Mahasiswa UGM Kembangkan Permainan Edukasi Seks untuk Anak Usia Dini

33 hari lalu

Tim Universitas Gadjah Mada mengembangkan permainan edukasi seks melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK) UGM. Foto/UGM
Banyak Anak Terpapar Pornografi, Tim Mahasiswa UGM Kembangkan Permainan Edukasi Seks untuk Anak Usia Dini

Tim mahasiswa UGM mengembangkan perangkat permainan edukasi seks untuk anak. Dilatarbelakangi tingginya paparan pornografi dan kekerasan seksual anak.