Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

image-gnews
Peserta aksi mogok makan menuntut pembebasan tiga petani pakel yang ditangkap secara paksa, aksi ini berlangsung di depan Kementerian Agraria dan tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional, Jakarta Selatan, Senin, 20 Februari 2023. Mulai pukul 10:30, massa mulai aktif membentangkan poster tuntutan sampai memajang surat pernyataan dari beberapa elemen yang terlibat. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Peserta aksi mogok makan menuntut pembebasan tiga petani pakel yang ditangkap secara paksa, aksi ini berlangsung di depan Kementerian Agraria dan tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional, Jakarta Selatan, Senin, 20 Februari 2023. Mulai pukul 10:30, massa mulai aktif membentangkan poster tuntutan sampai memajang surat pernyataan dari beberapa elemen yang terlibat. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Iklan

TEMPO.CO, Banyuwangi - Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut. Pihak sekuriti Bumisari ganti melaporkan dugaan pengeroyokan oleh warga Pakel ke Polresta Banyuwangi. Sebelumnya petani Pakel melaporkan pihak Bumisari terkait dugaan intimidasi dan penyerangan.

Pihak pelapor dugaan pengeroyokan ini adalah M. Sirat, 49 tahun, yang merupakan sekuriti atau satpam di PT Bumisari. Sirat melaporkan tiga warga Pakel ke Polresta Banyuwangi terkait dengan dugaan pengeroyokan yang dialaminya. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh TEMPO, kejadiannya berawal pada Kamis, 21 Maret 2024. Pelapor menerima informasi dari dari masyarakat Desa Pakel bahwa mereka tidak bisa mengakses jalan di Kebun Blok D Taman Lugo, karena ditutup oleh rukun tani dengan kayu mahoni berbagai ukuran mulai ukuran 5 meter hingga ada juga yang 7 meter juga pohon-pohon pisang. 

Pelapor bersama rekan-rekan satpam sebanyak 25 orang berkumpul di kantor Bumisari dan dengan inisiatif bersama dan kesepakatan untuk membuka jalan yang tertutup untuk selanjutnya mereka menuju kebun. Sesampainya di sana, sudah ada rukun tani sebanyak 15 orang yang mengelilingi kebun.

Sebelum membuka akses jalan, perwakilan satpam pamit kepada rukun tani untuk membuka jalan, namun rukun tani tidak memperbolehkan. Namun pelapor dan sekuriti merasa harus tetap membuka jalan, mengingat banyak masyarakat yang mengeluh tidak bisa melewati jalan.

Saat pelapor dan rekannya mulai membuka jalan dengan mengangkuti kayu mahoni serta pohon pisang, di tengah perjalanan pelapor tiba-tiba didatangi seseorang yang kemudian memukul kepala dari belakang dengan menggunakan pentungan kayu sebanyak 2 kali. Lalu pinggang pelapor bagian kanan belakang dipukul dengan besi pipa 3 kali dan paha kiri belakang pelapor dipukul dengan pentungan kayu 1 kali. Setelah itu, Sirat terjatuh dan diinjak-injak oleh banyak orang, yang tidak ia ketahui siapa yang melakukan.

Rekan-rekan Sirat mengamankannya dan sekuriti ditarik mundur. Setelah itu warga rukun tani membubarkan diri. Sedangkan Sirat dan rekan-rekannya kembali ke kantor Bumisari. Sirat mengalami luka bengkak di kepala bagian atas, bagian pinggang kanan, dan paha kiri. Selanjutnya Sirat melaporkan kejadian yang dialaminya itu ke Polresta Banyuwangi.

Pihak Polresta Banyuwangi menerima laporan itu dengan bukti surat tanda penerimaan laporan tertanggal 21 Maret 2024. Sementara itu, saat dikonfirmasi, pihak Rukun Tani menceritakan kronologi kejadian versi mereka. Harun, Ketua Rukun Tani Sumberejo Pakel mengatakan pada Kamis, 21 Maret 2024 sekitar pukul 07.19 WIB, 1 truk milik perkebunan Bumisari yang berisikan pekerja kebun memasuki lahan petani Pakel dari arah Panasean. Hal ini memicu warga untuk tetap waspada, karena warga berpikir ini hanya pancingan dari pihak perkebunan untuk membuat warga lengah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekitar pukul 08.34 WIB, sekitar kurang lebih 2 truk dan beberapa motor perkebunan memasuki lahan Pakel yang berada di Pongkor. Mereka hendak membersihkan jalan di perbatasan antara Pongkor dan jalan milik perkebunan. Alih-alih membersihkan jalan, pihak perkebunan malah membawa senjata tajam untuk menakuti warga. Bahkan diduga preman bayaran malah ditempatkan di barisan paling depan untuk berhadapan langsung dengan petani Pakel.

Sekitar pukul 08.55 WIB, sekuriti PT Bumisari meneriakkan pasukannya untuk maju dan menyebar ke arah kanan dan kiri. "Awalnya warga tidak terkecoh dan tetap menjaga perbatasan agar mereka tidak menerobos masuk dan merusak tanaman kembali," kata Harun dalam keterangan tertulisnya dikutip TEMPO, Jumat, 29 Maret 2024. 

Tetapi tidak lama, sekuriti mulai teriak kembali dan mengarahkan pasukannya untuk menebang pohon milik petani Pakel. "Karena pihak perkebunan tidak mau mundur dan pohon di tebang di hadapan kami, kami mulai menghadang dan sempat mengalami bentrok dengan pihak perkebunan," kata Harun.

Ia mengatakan beberapa dari warga rukun tani diancam akan dipenjarakan. "Bahkan pihak PT Bumisari secara terang-terangan mengancam akan merusak tanaman kami kembali apabila perwakilan warga tidak mau datang ke pengadilan," katanya. 

Sekitar pukul 09.30 WIB, setelah pihak PT Bumisari mundur, kata Harun, warga kembali berjaga sampai malam untuk menghindari serangan tak terduga dari pihak perkebunan. Pihak Polresta Banyuwangi belum bisa dikonfirmasi terkait laporan itu dan kejadian bentrok antara warga rukun tani dengan sekuriti Bumisari. TEMPO pernah mencoba konfirmasi kepada Kompol Andrew Vega, Kasatreskrim Polresta Banyuwangi terkait laporan warga sebelumnya. Namun Andrew tidak memberikan tanggapan terkait laporan itu.

Pilihan Editor: Korban TPPO Ferienjob UNJ: Mahasiswa Dilarang Beli Tiket Sendiri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

1 hari lalu

Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut meletus pada pukul 19.19 WITA. ANTARA/Foto diambil dari grup percakapan 'Info Gunung Api Sitaro'.
3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.


Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

1 hari lalu

Penjual rempah-rempah menambah stok temulawak di lapaknya di Pasar Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. Penjualan rempah-rempah seperti temulawak, jahe merah dan kapulaga yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh itu meningkat dari 50 kilogram per hari menjadi satu kuintal per hari sejak pengumuman pasien positif terjangkit virus corona COVID-19 di Indonesia. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.


Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

2 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.


Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

2 hari lalu

Peserta aksi mogok makan menuntut pembebasan tiga petani pakel yang ditangkap secara paksa, aksi ini berlangsung di depan Kementerian Agraria dan tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional, Jakarta Selatan, Senin, 20 Februari 2023. Mulai pukul 10:30, massa mulai aktif membentangkan poster tuntutan sampai memajang surat pernyataan dari beberapa elemen yang terlibat. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

6 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Tersandung Rok Sendiri, Wisatawan Asal Cina Tewas Terjatuh di Jurang Blok Sunrise Kawah Ijen

6 hari lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Tersandung Rok Sendiri, Wisatawan Asal Cina Tewas Terjatuh di Jurang Blok Sunrise Kawah Ijen

Nahas menimpa HL, 31 tahun, seorang wisatawan asal Cina saat melakukan pendakian di Kawah Ijen, Sabtu, 20 April 2024.


126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

7 hari lalu

Pantai Pulau Merah Banyuwangi, Jawa Timur (TEMPO/Lourentius EP)
126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

Destinasi yang paling banyak dikunjungi di Banyuwangi selama libur Lebaran salah satunya Pantai Marina Boom


Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

9 hari lalu

Penari Seblang mengenakan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar untuk menutup kepala dan wajah. Tradisi ini digelar 15-21 April 2024 (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.


Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

19 hari lalu

Anis Hidayah, komisioner Komnas HAM turun ke Pakel Banyuwangi, terkait konflik lahan antara warga dengan PT Bumisari. Istimewa
Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.


Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

20 hari lalu

Pj Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Makmur Marbun bersama Forkopimda saat berdialog dengan sembilan tersangka yang telah ditangguhlan penahanannya. Foto: ANTARA/HO-dokumen Humas Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara
Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

Komnas HAM menemui Polda Kaltim untuk membahas kasus 9 petani yang ditangkap dan digunduli karena menolak pembangunan bandara di IKN.