Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satgas Operasi Damai Cartenz, Bantah Senus Lepitalen yang Mati ditembak OPM adalah Intelejen Indonesia

Reporter

Editor

Febriyan

image-gnews
 Kabag Humas Operasi Satgas Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno. Dok: Satgas Damai Cartenz.
Kabag Humas Operasi Satgas Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno. Dok: Satgas Damai Cartenz.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Tugas Hubungan Masyarakat Operasi Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno, membantah pernyataan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyatakan Senus Lepitalen adalah anggota intelijen. Senus ditemkan mati oleh TPNPB-OPM di Kampung Calap, Distrik Borme, Kabupaten Pegunugan Bintang, Provinsi  Papua Pegununan. 

Bayu menyatakan tudingan bahwa Senus adalah anggota intelijen hanya alasan yang dibuat TPNPB-OPM. "Dari dulu mereka kalau bunuh masyarakat sipil selalu alasan intel TNI. Padahal realitasnya masyarakat sipil," ujar Bayu saat dihubungi Tempo, Sabtu, 8 Juni 2024.

OPM, menurut Bayu, melakukan hal itu untuk membenarkan tindakan mereka membunuh masyarakat sipil.

Sebelumnya, Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambon, membenarkan pihaknya telah membunuh Senus Leputalen. Dia menyatakan Senus adalah intel berdasarkan laporan dari manajemen markas pusat Komnas TPNPB OPM Papua Intelijen Service (PIS). Senus, menurut dia, merupakan agen intelijen militer pemerintah Indonesia yang mencari informasi terhadap pergerakan pasukan TPNPB-OPM di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang. 

"Karena itu, dia dieksekuti mati," ujar Sebby, Sabtu, 8 Juni 2024. Sebby tegas mengatakan, bahwa OPM akan melakukan eksekusi mati bagi mereka yang menjadi mata-mata OPM. 

Eksekusi mati Senus, menurut Sebby, adalah peringatan keras bagi orang lain agar tidak menjadi bagian dari mata-mata pemerintah Indonesia. Selain itu, dia menyatakan hal itu sebagai bentuk perlawanan mereka untuk untuk menuntut kemerdekaan Papua Barat.

Senus dibunuh di rumahnya di Kampung Calap, Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang pada Kamis pagi. Saat itu, ia sedang berada di depan perapian rumah untuk menghangatkan diri. Namun, ia mendengar suara ketukan pintu. Saat dibuka, ia langsung ditembak. Berdasarkan keterangan Satgas Operasi Damai Cartenz, Senus tertembak di bagian dada. Pelaku disebut menggunakan senjata api laras pendek.

Kabupaten Pegunungan Bintang memang menjadi salah-satu tempat yang sudah dideklarasikan sebagai wilayah perang oleh OPM. Selain Pegunugan Bintang, beberapa wilayah lain juga masuk dalam wilayah perang. Antara lain:  Ilaga Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Yahukimo, Nduga dan Sorong. OPM telah mengumumkan beberapa wilayah itu sebagai wilayah perang sejak 2017 silam.  

Konflik di Papua terus memanas dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Menurut catatan Tempo, dalam rentang waktu Januari - 1 Juni 2024 ada 54 kasus kekerasan di wilayah Papua. Korbannya adalah warga sipiL, anggota TPNPB-OPM juga aparat keamanan Indonesia.  Dalam rentang waktu tersebut, 12 warga sipil meninggal dan 16 mengalami luka. Sementara dari OPM, tercatat ada 11 orang yang meninggal dan 2 luka-luka. Kemudian dari aparat keamanan ada 9 orang meninggal dan 3 luka-luka. 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

15 jam lalu

Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya sesaat sebelum pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Foto: TPNPB-OPM
TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

Sebby mencurigai Egianus Kogoya dan milisinya telah menerima suap dari Edison Gwijangge untuk membenaskan Philip Mark Mehrtens.


Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

21 jam lalu

Dirjen Kemenkumham Dhahana Putra, eks Menkopolhukam Mahfud MD dan Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro di acara Peluncuran dan Diseminasi Hasil Riset
Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

Ada 2.652 korban dari diskriminasi terhadap warga Papua sepanjang November 2014 hingga Desember 2023.


IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

2 hari lalu

IShowSpeed mengunjungu Museum Nasional Kamboja, September 2024.
IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

YouTuber IShowSpeed berpamitan dari siaran langsungnya di Asia Tenggara. Siaran langsung di Indonesia mencetak sejarah.


Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

2 hari lalu

Lahan cetak sawah di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Dok. Kementan
Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengusulkan agar Australia bisa mendukung pengelolaan lahan rawa 2 juta hektare untuk program cetak sawah.


Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

2 hari lalu

Terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti usai menjalani sidang putusan perkara dugaan pencemaran nama baik terhadap Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin 8 Januari 2024. Sidang yang dipimpin oleh ketua majelis hakim Cokorda Gede Arthana dengan hakim anggota Muhammad Djohan Arifin dan Agam Syarief Baharudin memutuskan Haris Azhar dan Fatia bebas tidak bersalah. TEMPO/Subekti.
Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

MA menolak kasasi yang diajukan oleh jaksa dalam perkara 'Lord Luhut' dengan terdakwa dua aktivis HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti


Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

3 hari lalu

Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

Pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, bisa menjadi langkah awal pemerintah mengakhiri konflik di tanah Papua.


TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

3 hari lalu

Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya sesaat sebelum pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Foto: TPNPB-OPM
TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

Keberhasilan membebaskan pilot Susi Air dianggap mesti menjadi preseden bagi pemerintah, khususnya TNI-Polri, dalam penanganan konflik di Papua.


Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

3 hari lalu

Caption:Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur memutuskan Haris Azhar dan Fatia bebas tidak bersalah, Senin, 8 Januari 2024.  Foto: Yudi Purnomo Harahap
Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

Kemenangan ini tidak hanya mengakhiri proses hukum terhadap mereka, tapi juga membuka kembali isu dugaan conflict of interest Luhut di Papua.


Egianus Dianggap Musuh TPNPB karena Abaikan Kesepakatan Penyerahan Pilot Susi Air

3 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Egianus Dianggap Musuh TPNPB karena Abaikan Kesepakatan Penyerahan Pilot Susi Air

TPNPB-OPM marah karena Egianus Kogeya menyerahkan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, di luar kesepakatan markas pusat.


Siapa Martias Fangiono, Raja Sawit yang Babat Hutan Papua untuk Proyek Tebu Jokowi

3 hari lalu

Martias Fangiono (kanan). TEMPO/ Tommy Satria
Siapa Martias Fangiono, Raja Sawit yang Babat Hutan Papua untuk Proyek Tebu Jokowi

Sosok Martias Fangiono diduga menjadi aktor dibalik proyek swasembada tebu Pemerintahan Jokowi yang babat hutan di Papua.