TEMPO Interaktif, Bogor -Sebanyak 250 peserta yang terdiri dari ulama, ahli lingkungan, ilmuwan serta profesi lainnya yang mewakili 15 negara menghadiri konferensi Umat Islam untuk Perubahan Iklim di Bogor yang dimulai hari ini. Peserta yang hadir di antaranya berasal dari Malaysia, Filipina, Libya, Maroko, Uni Emirat arab serta Usbekiztan akan membahas praktik dan tantangan bagi umat muslim untuk menghambat laju perubahan iklim.
Ketua Komite Pengarah Konferensi Ismid Hadad menjelaskan konferensi ini merupakan bentuk peran aktif seorang muslim dalam upaya menghambat perubahan iklim. "Indonesia sebagai negara dengan polulasi muslim terbesar dunia, sekaligus memiliki tutupan hutan yang besar memiliki potensi dalam kegiatan pengurangan emisi dunia," kata Ismid.
Konferensi akan membahas berbagai cara praktis serta program inovatif hasil pemikiran umat islam dalam penanggulangan dampak dan perubahan iklim. "Diharapkan muncul cara-cara praktis yang bisa menghasilkan satu aksi nyata bagi umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia agar mampu menjadi khalifah dalam memegang amanat-Nya menjaga bumi ini," ujar Ismid.
Konferensi ini merupakan agenda lanjutan dari deklarasi Muslim Seven Year Action Plan for Climate Change yang dideklarasikan di Istambul Turki, awal tahun 2009.
DIKI SUDRAJAT