TEMPO Interaktif, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, prihatin terhadap anjloknya kelulusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun ini. "Beliau sangat responsif mengenai itu," kata Cucu Ahmad Kurnia, Kepala Bidang Informasi Publik DKI Jakarta, Kamis (6/5).
Menurut data yang dimiliki Cucu, sebanyak 71,03 persen atau 96.057 siswa SMP lulus ujian akhir. Sedangkan sisanya, yaitu 28,97 persen atau 39.179 siswa tidak lulus. "Kelulusan tahun ini turun 28,77 persen dibandingkan tahun lalu," tuturnya.
Cucu menjelaskan, saat ini Dinas Pendidikan DKI Jakarta sedang menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi banyaknya siswa yang tidak lulus. "Mulai dari komponen manajemen sekolah, proses pembelajaran, guru, siswa, serta orang tua siswa yang turut berperan," katanya.
Untuk itu, kata Cucu, Dinas Pendidikan harus bisa merampungkan tugasnya untuk menganalisis secara mendalam permasalahan tersebut, yaitu dengan mengambil kebijakan secepatnya. "Kebijakan itu harus diambil sebelum ujian perbaikan dimulai," katanya.
Mengenai tingkat kelulusan di berbagai wilayah, menurut Cucu, belum bisa diumumkan. Sebab, menunggu pengumuman yang akan diberikan secara resmi ke setiap sekolah besok (Jumat, 6/6) pada pukul 10.00.
Sedangkan menurut Kepala Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Yusen Hardiman, pengumuman akan diumumkan melalui banyak cara, yakni pos, situs internet, melihat di sekolah,ataupun pesan pendek. "Kami usahakan saat pengumuman tidak ada aksi coret-coret baju," katanya.
Dia mengatakan, penjadwalan untuk ujian ulang SMP akan dilakukan pada 17 hingga 20 Mei mendatang. "Dilakukan di 22 subrayon SMP atau MTs," ungkapnya.
Dia mengungkapkan, meski presentasi tingkat kelulusan turun dibandingkan tahun lalu, namun tidak untuk hal rata-rata nilai siswa. "Untuk di jakarta rata-rata nilai cukup bagus,"ujarnya.
Dia mengatakan, rata-rata nilai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 7,23, Bahasa Inggris 6,37, Matematika 6,31, dan Ilmu Pengetahuan Alam 6,46.
Untuk tahun ini, Yusen mengatakan, banyak siswa yang mendapatkan nilai sempurna di empat pelajaran tersebut. "Di Bahasa Indonesia sebanyak 14 siswa, Bahasa Inggris 271 siswa, Matematika 1150 siswa, dan Ilmu Pengetahuan Alam 1406 siswa," katanya.
SUTJI DECILYA