TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Angkasa Pura II memandang sistem radar yang dioperasikannya masih layak pakai. “Meskipun usianya sudah 14 tahun tapi masih canggih,” kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura II Hari Cahyono kepada Tempo, Senin (30/8).
Menurut Hari, radar tersebut masih handal beroperasi karena senantiasa dirawat. “Tiap hari ada pengecekan rutin oleh teknisi-teknisi kami yang kualifikasinya mumpuni,” ujarnya. Para teknisi ini, disebutkan Hari, juga diuji kemampuannya setiap tahun oleh Kementerian Perhubungan untuk memperbaharui license rating.
Hari mengaku tidak mengetahui persis anggaran perawatan radar tersebut, namun ia memastikan pihaknya menganggarkan biaya perawatan. “Kami ini kan BUMN pelayan jasa bandara, masa kami main-main dengan masalah keselamatan,” katanya.
Sebelumnya, radar di Bandara Soekarno-Hatta sempat mati selama sekitar 30 menit. Hal itu menyebabkan sembilan pesawat tidak bisa mendarat. “Sekarang sedang ditelusuri penyebab matinya radar oleh Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan Angkasa Pura,” ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya akan menuruti hasil penelusuran tersebut. “Kalau Kementerian mengharuskan kami untuk mengganti, misalnya software-nya, ya kami ganti,” katanya.
Sementara, matinya radar kemarin dinilai Hari karena kesalahan teknis. “Alat itu sistem yang complicated, bahkan alat yang baru dibelipun bisa rusak karena technical error,” ujarnya.
Hari menjelaskan perangkat radar masih normal ketika dilakukan pengecekan rutin pukul 07.00, kemarin. Pukul 09.00, sistem tidak bisa mengenali data processing dan dua menit kemudian sistem tidak bisa menampilkan data di radar.
“Sesuai dengan SOP, kami menggunakan emergency plan, petugas controlling memutuskan untuk mengalihkan sistem utama ke sistem cadangan,” katanya. Peralihan sistem tersebut terjadi pukul 09.05 dan setelah itu, pukul 09.32, sistem kembali normal.
PUTI NOVIYANDA