TEMPO Interaktif, Bekasi--Sopir angkutan di Kota Bekasi, Jawa Barat, mogok karena jalanan rusak. Mereka mendesak pemerintah daerah segera memperbaiki jalanan sepanjang empat kilometer ruas jalan Raya Legok.
Sopir angkutan mogok adalah KCB jurusan Bantar Gebang, Vila Nusa Indah 2, Pondok Gede sekitar 40 armada. Angkutan K27 jurusan Auri, Angkasa Puri, dan Pondok Gede ada 15 armada.
Syaiful, sopir KCB mengatakan akibat jalan rusak sopir menderita kerugian. Sparepart angkutan sering rusak, seperti ban bocor karena batu lancip-lancip. Jumlah penumpang juga merosot, dari biasanya 12 orang penumpang sekali jalan kini tinggal tujuh penumpang. "Warga jadi malas naik angkutan karena jalanan rusak," kata Syaiful kepada wartawan, siang ini.
Sementara beban setoran, Saiful melanjutkan, sangat besar. Sehari, para sopir harus menyetor uang kepada pemilik angkutan Rp 75 ribu. Belum lagi banyaknya pungutan ilegal di jalan sebesar Rp 24 ribu satu rit. "Kami sudah sepakat tidak mengangkut penumpang sampai jalanan dibetulkan," katanya.
Puluhan sopir angkutan tersebut memarkir kendaraannya tepat di ruas jalan Raya Legok yang telah membentuk kubangan besar dan ditanami pohon pisang di RT 05/ RW 03, Kelurahan Jatimekar.
Para sopir menempelkan poster di depan angkutan mereka, isinya antara lain, 'Pajak kami baru semua tapi jalanan Legok kadarluarsa', 'Ini bukan jalanan kami, ini jalanan untuk kerbau', dan 'Mana janjimu'.
Akibat angkutan mogok dengan cara memarkir di tengah jalan ruas jalan rusak, arus lalu lintas warga tersendat. Sopir angkutan mengancam akan memutus jembatan di ruas jalan itu jika pemerintah daerah tidak segera melakukan perbaikan.
Jalan Raya Legok selama ini menjadi akses utama warga di tiga wilayah, yaitu, Kelurahan Jatimekar dan Jatimelati, Kecamatan Pondok Melati, serta Kelurahan Jatiluhur, Jatiasih.
Ketua RT 04 Kelurahan Jatimekar Botin, mengatakan ruas jalan rusak sejak enam tahun lalu.
Warga dan sopir angkutan telah berulangkali menggelar demonstrasi, tetapi mereka hanya mendapat janji tanpa ada realisasi perbaikan jalan. "Sejak 2009 lalu kami sudah dijanjikan jalanan akan diperbaiki tapi sampai sekarang tidak," kata Botin.
Padahal, Botin melanjutkan, warganya setiap tahun bayar pajak ke pemerintah. Pada 2010 ini, sekitar 40 kepala keluarga (KK) di lingkungannya menyetorkan pajak sebesar Rp 7 juta. "Tetapi apa yang kami dapat, jalanan saja sejak 2004 lalu belum pernah dibetulkan," katanya.
Ny Ferdi, salah seorang warga yang rumahnya persis berada di depan kubangan mengeluh karena halamannya sering terendam air dari jalanan. "Kalau lagi hujan becek," katanya.
Kepala Bagian Binamarga Dinas Binamarga dan Tata Air Kota Bekasi Lindon Tampubolon, mengatakan dana perbaikan jalan Raya Legok sudah cair Rp 3 miliar. Tender perbaikan ruas jalan itu juga sudah selesai, dan pihaknya telah menetapkan rekanan yang akan memperbaiki ruas jalan tersebut."Saya segera mengeluarkan surat perintah mulai kerja, pekan depan akan ditangani," janji Lindok.
HAMLUDDIN